Sobat, mungkin bagi banyak orang berprofesi sebagai " pasukan nasi bungkus" adalah hal sepele alias oke oke saja. Padahal tidaklah demikian, karena ketahuilah bahwa setiap ucapan, komentar dan sikap kita pastilah kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah Azza wa Jalla.
Bila informasi positif yang berfungsi sebagai rekomendasi ini salah maka itu adalah bentuk dari pengkhianatan. Dan bila benar, maka rekomendasi model "nasi bungkus" alias komersial seperti ini adalah perbuatan nista, dan keji karena tidak dilandasi dari ketulusan hati, namun karena adanya pamprih. Dengan demikian, dapat ditebak bila ada pembawa " nasi bungkus" yang lebih besar niscaya mereka segera berbalik arah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ شَفَعَ لِأَحَدٍ شَفَاعَةً فَأَهْدَى لَهُ هَدِيَّةً عَلَيْهَا فَقَبِلَهَا فَقَدْ أَتَى بَابًا عَظِيمًا مِنْ أَبْوَابِ الرِّبَا
Barang siapa memberi rekomendasi kepada seseorang lalu orang itu memberinya suatu hadiah, dan iapun menerimanya, maka ia telah memasuki satu pintu besar dari sekian banyak dari pintu pintu riba. ( Ahmad dan lainnya)
Semoga Allah Azza wa Jalla melindungi kita dari perilaku keji yang memperbudakkan diri kepada materi, sehingga tidak berada di barisan "pasukan nasi bungkus"
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri