Selanjutnya karena kekawatiran atau semangat ingin memberikan peringatan kepada saudara, akhirnya anda menuliskan status peringatan yang menceritakan perihal musuh atau kegiatan orang sesat tersebut.
Untuk meyakinkan besarnya ancaman , kadang kala anda menggunakan gaya bahasa hiperbola, sehingga benar-benar meyakinkan dan segera mendapat respon pembaca sebagaimana yang anda harapkan.
Sikap semacam ini tentu terpuji lagi bermanfaat.
Namun sadarkah saudara bahwa kadang kala tanpa anda sadari peringatan semacam ini menimbulkan keresahan dan kepanikan, bahkan ketakutan yang berlebihan. Terlebih bila di kemudian hari terbukti bahwa kejadiannya tidak seburuk yang anda gambarkan.
Dapat ditebak, bahwa bila masyarakat telah dirundung ketakutan dan kepanikan, maka terciptalah kondisi sosial yang buruk. Kondisi buruk semacam ini sering kali sangat diharapkan oleh pelaku kejahatan dan penjaja kesesatan. Bagaikan air sungai yang sedianya jernih tiba tiba menjadi keruh. Dan bila telah keruh, maka akan banyak pihak pihak yang merasa diuntungkan dan segera melepas kailnya, alias "memancing di air keruh".
Karena itu, jadilah orang bijak, pikirkan matang matang setiap informasi yang anda sampaikan, termasuk ketika anda menulis status di jejaring sosial . Pikirkan dampak negatif yang dapat saja muncul dari informasi yang anda sampaikan, jangan hanya bermodalkan semangat buta.
Allah Ta'ala berfirman:
وَإِذَا جَاءهُمْ أَمْرٌ مِّنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُواْ بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (An Nisa’ 83)
Sobat! Sekedar berbekal dengan niat baik belum cukup hingga anda melengkapinya dengan kemampuan menimbang untung dan rugi yang terjadi dari penyebaran informasi tersebut.
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Belum ada tanggapan untuk "Gawat Bin Genting Alias Mengkawatirkan"
Catat Ulasan