المؤمن يحاسب ولكنه ليس حساب مناقشة، لقول النبي صلى الله عليه وسلم: (من نوقش الحساب هلك -أو قال- عذب) لكنه حساب عرض
"Orang mukmin akan turut dihisab tapi bukan hisab munaqasyah, karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Setiap orang yang mengalami hisab munaqasyah pasti akan binasa atau disiksa". Orang mukmin akan dihisab tapi dengan hisab ardh."
Dari sini, ulama menerangkan bahwa di hari kiamat terdapat dua jenis hisab, yaitu:
1. Hisab ardh (حساب عرض)
Hisab ardh khusus diperuntukkan bagi orang mukmin, di mana Allah hanya memaparkan amalan seorang mukmin dan dia pun mengakui perbuatannya untuk kemudian Allah menutupi dan mengampuni kesalahannya. Dia tidak mendebat, tidak pula berargumen atas pertanyaan yang diajukan Allah kepadanya.
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
« إِنَّ اللَّهَ يُدْنِى الْمُؤْمِنَ فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ ، وَيَسْتُرُهُ فَيَقُولُ : أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا ؟ أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا ؟ فَيَقُولُ : نَعَمْ أَىْ رَبِّ . حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ وَرَأَى فِى نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ قَالَ : سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِى الدُّنْيَا ، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ . فَيُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ ، وَأَمَّا الْكَافِرُ وَالْمُنَافِقُونَ فَيَقُولُ الأَشْهَادُ هَؤُلاَءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ ، أَلاَ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ » .
“Sesungguhnya Allah akan mendekatkan orang mukmin, lalu Dia meletakkan tirai-Nya dan menutupinya (dari keramaian), Dia berfirman, “Kamu kenal dosa ini? Kamu kenal dosa ini? Ia menjawab, “Ya, wahai Tuhanku” sehingga apabila ia telah mengakui dosa-dosanya dan merasakan bahwa dirinya akan binasa, Allah berfirman,”Aku telah menutupi dosamu di dunia dan Aku akan mengampuninya pada hari ini.” Maka ia diberikan catatan amal kebaikannya. Sedangkan orang-orang kafir dan munafik, maka para saksi berkata (di hadapan seluruh makhluk), “Merekalah orang-orang yang mendustakan Tuhan mereka. Ingatlah! Sesungguhnya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim.” [HR. al-Bukhari].
2. Hisab munaqasyah (حساب مناقشة)
Hisab jenis ini akan dialami oleh orang kafir, munafik, dan pelaku kemaksiatan -semoga Allah melindungi kita-, di mana mereka akan diinterogasi secara teliti atas kenikmatan yang diperoleh semasa di dunia, selain itu terjadi adu argumentasi sehingga Allah pun mendatangkan saksi untuk membatalkan alasan mereka.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ تُضَارُّونَ فِى رُؤْيَةِ رَبِّكُمْ إِلاَّ كَمَا تُضَارُّونَ فِى رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا – قَالَ – فَيَلْقَى الْعَبْدَ فَيَقُولُ أَىْ فُلْ أَلَمْ أُكْرِمْكَ وَأُسَوِّدْكَ وَأُزَوِّجْكَ وَأُسَخِّرْ لَكَ الْخَيْلَ وَالإِبِلَ وَأَذَرْكَ تَرْأَسُ وَتَرْبَعُ فَيَقُولُ بَلَى . قَالَ فَيَقُولُ أَفَظَنَنْتَ أَنَّكَ مُلاَقِىَّ فَيَقُولُ لاَ . فَيَقُولُ فَإِنِّى أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيتَنِى …. ثُمَّ يَلْقَى الثَّالِثَ فَيَقُولُ لَهُ مِثْلَ ذَلِكَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ آمَنْتُ بِكَ وَبِكِتَابِكَ وَبِرُسُلِكَ وَصَلَّيْتُ وَصُمْتُ وَتَصَدَّقْتُ . وَيُثْنِى بِخَيْرٍ مَا اسْتَطَاعَ فَيَقُولُ هَا هُنَا إِذًا – قَالَ – ثُمَّ يُقَالُ لَهُ الآنَ نَبْعَثُ شَاهِدَنَا عَلَيْكَ . وَيَتَفَكَّرُ فِى نَفْسِهِ مَنْ ذَا الَّذِى يَشْهَدُ عَلَىَّ فَيُخْتَمُ عَلَى فِيهِ وَيُقَالُ لِفَخِذِهِ وَلَحْمِهِ وَعِظَامِهِ انْطِقِى فَتَنْطِقُ فَخِذُهُ وَلَحْمُهُ وَعِظَامُهُ بِعَمَلِهِ وَذَلِكَ لِيُعْذِرَ مِنْ نَفْسِهِ . وَذَلِكَ الْمُنَافِقُ وَذَلِكَ الَّذِى يَسْخَطُ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Demi Allah yang jiwaku berada di Tangan-Nya, kalian tidak akan kesulitan melihat Rabb kalian kecuali sebagaimana kalian melihat salah satu dari keduanya (matahari atau bulan purnama), -maksudnya tidak sulit-. Kemudian Allah bertemu dengan seorang hamba dan berkata, “Hai fulan! Bukankah Aku telah memuliakanmu, meninggikanmu, memberikan pasangan untukmu, memudahkan kamu menggunakan kuda dan onta, membiarkan kamu berkuasa dan bertindak semaumu?” Ia menjawab, “Ya.” Allah berkata lagi, “Apakah kamu yakin akan bertemu dengan-Ku?” Ia menjawab, “Tidak.” Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku melupakanmu sebagaimana kamu melupakan-Ku……dst. Kemudian Allah bertemu dengan orang yang ketiga dan berkata kepadanya seperti di atas. Ia pun menjawab, “Wahai Tuhanku, aku beriman kepada-Mu, kepada kitab-Mu dan kepada rasul-rasul-Mu. Aku pun shalat, berpuasa dan bersedekah” dan ia memuji dirinya dengan kebaikan semampunya. Allah berfirman, “Kalau begitu kamu tetap disini!” Lalu dikatakan kepadanya, “Sekarang Kami akan membangkitkan saksimu”, ia pun berpikir dalam hati siapa yang akan menjadi saksinya, lalu mulutnya dikunci dan dikatakan kepada paha, daging dan tulang, “Berbicaralah!” maka pahanya berbicara, dagingnya berbicara dan tulangnya pun berbicara tentang amalnya. Hal itu dimaksudkan agar ia membatalkan sendiri alasannya. Itulah orang munafik dan itulah orang yang dimurkai Allah.” [HR. Muslim].
Wallahu a'lam.
Oleh: Sdr. Ichwan M
Belum ada tanggapan untuk "Jenis Hisab yang Akan Dialami Pada Hari Kiamat"
Catat Ulasan