"Ayo bawa aku ke sana," ucap Abdurrahman, tepatnya Dr. Abdurrahman as-Sumaith.
"Anda tidak akan mampu ke sana. Ada sungai dipenuhi buaya (ganas) yang memisahkan kita dengan mereka," tolak seorang asistennya.
"Ayo bawa saja aku ke sana, aku yang tanggungjawab," ungkap Dr. Abdurrahman kembali dengan penuh pendirian.
Rombongan Dr. Abdurrahman akhirnya sampai dengan selamat setelah menyeberangi sungai yang dihuni buaya-buaya ganas.
Karena terheran, penduduk suku pedalaman itu lantas bertanya, "bagaimana Anda bisa sampai (dengan selamat)?"
Dr. Abdurrahman yang meraih King Faisal International Prize menjawab: "Allah menjaga kami karena kami hendak menyampaikan agama Allah."
Lelaki berkebangsaan Kuwait itu lantas mulai menjelaskan sekaligus mengajak mereka memeluk Islam.
“Hujan belum jua turun untuk kami selama bertahun-tahun. Karena itu, pintalah kepada Rabbmu (agar hujan turun) untuk kami.” Sang kepala suku berdiplomasi dan menyelipkan tantangan.
“Baiklah.” Jawab dokter yang lahir tahun 1947 itu mengiyakan. “Kalau begitu kumpulkan lah warga suku.” Tambahnya kembali.
Beliaupun berwudhu lalu melakukan shalat.
Sujud ia kepada Rabbnya penuh ketundukan dan harapan, pula berderai air mata. Memelas ia kepada Rabb yang menurunkan hujan sambil berujar dalam pinta:
"Yaa Allaah, jangan permalukan agama Abdurrahman, gara-gara dosa Abdurrahman."
Tiba-tiba langit Afrika mengarak kepulan awan saat doanya mulai mengetuk pintu langit, entah dari mana datangnya awan-awan itu. Petir dan halilintar pun menghiasi langit saat Abdurrahman mengangkat kepala ke langit.
Sejenak kemudian, tanah-tanah kering bak tembikar itu didentumi guyuran air hujan yang bertahun-tahun tak pernah menyapa.
“Nasyhadu allaa ilaha illallah (kami bersaksi bahwa tiada rabb yang berhak disembah dengan benar selain Allah.” Para penduduk suku itu melantunkan syahadat pertanda kembali ke pangkuan Islam.
___
Dr. Abdurrahman as-Sumaith adalah seorang dokter berkebangsaan Kuwait. Menyelesaikan studinya di McGill University (1974-1978), University of Liverpool (1974), University of Baghdad (1972). Beliau dedikasikan usia dan kekayaannya untuk penyebaran Islam.
___
Alih Bahasa: Ust. Johan Saputra Halim
Editor & Penyunting: Yani Fahriansyah
Belum ada tanggapan untuk "Inilah Kisah Dr. Abdurrahman as-Sumaith di Suku Pedalaman Afrika"
Catat Ulasan