Sahabat, banyak orang merasa lebih muaaantap dan khusyu' ketika berdoa di sisi kuburan orang sholeh, atau wali, atau dengan memandangi gambar atau payung owali, sehingga menurutnya: kondisi ini berefek pada terbukanya potensi dikabulkannya doa.
Sobat, saya tidak ingin menghakimi anggapan atau ucapan ini, namun saya hanya ingin menukilkan kisah yang disampaikan oleh sahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu ' anhuma berikut ini.
Beliau bercerita: " Berbagai berhala yang dahulu disembah oleh kaum Nabi Nuh alaihi wa sallam pada akhirnya dipindahkan ke beberapa kabilah arab.
1) Berhala Wad, berpindahkn ke kampung halaman kabilah Kaleb di daerah Daumatul Jandal.
2) Berhala Suwa' dipindahkan ke kampung halaman kabilah Huzail.
3) Berhala Yaghuts, dipindahkan ke kampung halaman kabilah Muraad, selanjutnya dipindahkan lagi ke kabilah Ghuthaif di daerah Jauf, tepatnya di kaum Saba'.
4) Berhala Ya'uq dipindahkan ke kampung halaman kabilah Hamdan.
5) Adapun berhala Naser, maka dipindahkan ke kampung halaman kabilah Himyar anak keturunan Zi Kilaa'.
Berhala berhala tersebut dahulunya adalah nama nama orang sholeh dari kaum nabi Nuh. Sepeninggal mereka, setan membisikkan kepada masyarakat mereka agar membuat patung kenangan di tempat tempat yang biasa mereka gunakan untuk duduk, dan selanjutnya patung patung itu diberi nama dengan nama nama mereka.
Tanpa pikir panjang kaum mereka menuruti bisikan setan itu. hingga generasi para pembuat patung itu meninggal dunia, dan kronologi pembuatan patung itu mulai terlupakan, maka sedikit demi sedikit patung patung itu mulai disembah dan dikultuskan. ( Bukhari)
Sobat, silahkan saudara menilai dan memahami sendiri kisah di atas, semoga Allah membukakan pintu hati saudara sehingga mendapatkan pelajaran berharga dari penjelasan sahabat Ibnu Abbas di atas.
By: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri