Syaikh Dr. Muhammad Muhammad Al Mukhtar As-Syinqity berkata:
Hal yang ketiga yang menjadi wasiatku untuk penuntut ilmu adalah tolong-menolong serta saling mengisi demi mencapai maksud yang mulia ini (ilmu).
Seorang penuntut ilmu memerlukan teman baik yang selalu memberinya semangat dan motivasi dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.
Dia butuh orang yang selalu mengingatkannya tentang imu dan membantunya dalam memecahkan berbagai permasaalahah ilmu seperti hukum terhadap sesuatu atau sekedar mudzaakarah ataupun muraaja'ah.
Oleh karena itu, hendaklah dia memperhatikan kawanmu-kawannya. Bila dia menemukan orang yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu diantara mereka, terlihat kesungguhan dan keikhlasannya dalam perbuatan ataupun perkataannya, maka dekatilah dia, dan cintailah dia karena Allah. Bersungguh-sungguhlah bersamanya dalam menggapai cita yang mendatangkan keridhaan Allah.
Ukhuwwah dan rufqoh (teman) itu diperlukan dalam menuntut ilmu.
Allah berfirman mengisahkan tentang do'a nabinya –alaihissalam-:
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami (QS: Thaha Ayat: 25-35)
Sungguh merupakan nikmat yang besar bila Allah menganugrahimu teman yang sholeh.
Jika engkau berada dalam ketaatan dia meneguhkanmu, bila dia menemukanmu tidak dalam ketaatan, dia mengajakmu bangkit untuk menetapi ketaatan.
Saatnya kita bersungguh-sungguh dalam menumbuhkan ukhuwah dalam menuntut ilmu. Banyak dari penuntut ilmu yang menyepelekan persolan ini, yang pada hakikatnya merupakan penyempurna atas kekurangan yang ada pada dirinya.
Bagaimanapun juga, seorang penuntut ilmu tidak akan mampu hidup sendiri. Dia tidak akan bisa meraih kesempurnaan dalam menuntut ilmu tanpa kawan yang selalu menemaninya dalam memecahkan berbagai permasaalahan.
Hendaknya dia selalu melakukan diskusi ilmu bersa kawannya itu, diskusi yang menunjukkan mahabbah dan dilakukan diatas mahabbah. Karena pada hakikatnya kehidupan ilmu adalah dengan mudzakarah.
.................
Wallahu a'lam.
Diterjemahkan secara bebas dari Muqaddimah Zaad Al Mustaqni.
Madinah, Kamis 13- Syarh 04-1435 H
(Syaikh DR.Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar As-Syinqity adalah pengajar tetap di Masjid Nabawi As Syaref. Beliau masuk dalam keanggotaan Hai'ah Kibar Ualama (sebuah lembaga resmi pemerintah yang menjadi wadah para ulama besar mendiskusikan berbagai persoalan agama). Beliau juga merangkap sebagai Mufti Madinah Al-Munawwarah)
Oleh: Ustadz Aan Chandra Thalib