Ingin ILMU Anda menyebar? Kucinya: AMALKAN Ilmu itu!

Ibnul Jauzi -rohimahulloh- (w 597 H) mengatakan:

"Aku banyak bertemu para syeikh, keadaan mereka berbeda-beda, keilmuan mereka juga bertingkat-tingkat. Namun yg PALING BERMANFAAT BAGIKU dlm bergaul dengannya adalah orang yg MENGAMALKAN ILMUNYA, meskipun ada yg lebih alim dari dia.

Aku juga telah bertemu para ulama hadits, mereka punya hapalan dan keilmuan, namun mereka bermudah-mudahan dalam GHIBAH yg mereka legalkan dg label 'JARH WAT TA'DIL'. Mereka juga mengambil upah dari bacaan hadits, dan segera menjawab pertanyaan agar terjaga namanya, meski dia jatuh dlm kesalahan.

Aku juga telah bertemu dg Abdul Wahhab Al Anmathi, dia dulu berjalan di atas 'aturan' SALAF, ghibah TIDAK PERNAH terdengar di majlisnya, tidak pula mengambil upah dari kegiatan memperdengarkan haditsnya. Dan aku pernah membaca hadits roqo'iq di depannya, maka diapun menangis, dan menangis lama, sehingga tangisan itu MERASUK ke dalam hatiku -padahal saat itu aku masih kecil-, dan membangun pilar-pilar akhlak (dalam jiwaku). Dia memang serupa dg ciri-cirinya para syeikh yg sifat-sifat mereka kami dengar dari nukilan (kitab).

Aku juga telah bertemu dengan Abu Manshur Al Jawaliki. Dia banyak diam, sangat berhati-hati dalam ucapannya, sangat kuat ilmunya, dan muhaqqiq. Namun begitu, kadang ketika ditanya masalah yg mudah, yang sebagian muridnya akan segera menjawabnya, dia berhenti menjawabnya hingga yakin dg jawabannya. Dia itu banyak puasa dan pendiam.

Manfaat yg kudapatkan dg melihat dua orang ini -Al Anmathi dan Al Jawaliqi-, lebih banyak dari manfaat yg kuambil dari selain dua orang ini. Sehingga dari keadaan ini aku paham, bahwa petunjuk dengan tindakan lebih kuat pengaruhnya daripada petunjuk dengan ucapan.

Aku juga melihat para syeikh yg memiliki banyak waktu berkholwat (dg teman-temannya) untuk nyantai dan canda. Akibatnya mereka jauh dari hati manusia, dan keteledoran mereka itu mencerai-beraikan kembali ilmu yg sudah mereka kumpulkan, sehingga ketika hidupnya, mereka kurang bermanfaat, dan ketika meninggalnya mereka dilalaikan, dan hampir tidak ada seorang pun yg tertarik dengan kitab-kitab mereka.

Maka… hendaklah kalian menjaga ilmu dg amal, karena ini merupakan pokok yg paling mendasar. Sungguh orang yg paling kasihan adalah orang yg menyia-nyiakan umurnya dalam ilmu yg tidak diamalkan, hingga hilang darinya kenikmatan dunia dan kebaikan akhirat, lalu dia datang merugi (di akhirat), padahal dia harus menanggung hujjah yg kuat terhadapnya". [Shoidul Khothir 108-109].

===========

Subhanallah.. ini di zaman beliau, bagaimana jika beliau hidup di zaman ini?!.. Ghibah dg label 'tahdzir dan nasehat' di mana-mana.. Banyak orang berilmu, tp tidak tampak sama sekali pada akhlaknya..

Bahkan, dalam masalah hukum syariat; tidak hanya yg punya ilmu, YANG MODAL NONGOL di TV pun, berlomba-lomba untuk membicarakan HUKUM ALLAH.

Seandainya mereka merenungi bahwa berbicara HUKUM SYARIAT dlm sebuah masalah, itu sama saja mengabarkan hukum hal tersebut ATAS NAMA ALLAH, tentunya mereka akan diam seribu bahasa.

Wallohul mustaan.. semoga Allah memperbaiki keadaan umat ini, dan menuntun mereka semakin dekat kepada syariat-Nya.

Oleh: Ustadz Musyaffa' ad Dariny

Postingan terkait: