Sebaliknya, perintis kejahatan juga sepatutnya menanggung dosa spesial alias sangat berat atas kerja kerasnya dalam membuka dan mengajarkan pintu pintu kejahatan bagi orang lain.
Rasulullah shallallah alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللهُ مَفَاتِيحَ الخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ»
Sejatinya ada sebagian orang yang menjadi pembuka pintu pintu kebaikan dan penutup pintu pintu kejahatan.
Sebaliknya ada sebagian orang yang menjadi pembuka pintu pintu kejahatan dan penutup pintu pintu kebaikan.
Beruntunglah orang yang Allah jadikan kunci kunci kebaikan berada di kedua tangannya.
Dan celakalah orang yang Allah jadikan kunci kunci kejelekan berada di kedua tangannya. (Ibnu Majah dan lainnya)
Sobat, anda dapat menemukan contoh nyata dari kedua kelompok manusia di atas.
Dahulu, ibu ibu muslimah mengenakan kebaya, namun perlahan lahan kebaya mulai ditinggalkan dengan munculnya celana kulot/kombor.
Proses terus bergulir hingga akhirnya ibu ibu muslimah bahkan nenek nenek muslimah kini mengenakan celana ketat nan transparan.
Dan sudah barang tentu proses terus bergulir, dan hanya Allah yang tahu sampai batas manakah ending dari proses ini.
Dulu -setahu saya - tidak seorang pun non muslim yang bermimpi untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin negri ini. Namun kini pintu ketabuan itu telah pecah sejak pilkada Jakarta yang dimenangkan oleh satu pasangan kombinasi muslim dan non muslim.
Ya Allah, kami memohon dengan wasilah Nama nama-Mu Yang Maha Indah agar Engkau menutup kembali pitu kejelekanyang mengancam ummat Islam di negri kami ini. Amiin
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Sebaliknya ada sebagian orang yang menjadi pembuka pintu pintu kejahatan dan penutup pintu pintu kebaikan.
Beruntunglah orang yang Allah jadikan kunci kunci kebaikan berada di kedua tangannya.
Dan celakalah orang yang Allah jadikan kunci kunci kejelekan berada di kedua tangannya. (Ibnu Majah dan lainnya)
Sobat, anda dapat menemukan contoh nyata dari kedua kelompok manusia di atas.
Dahulu, ibu ibu muslimah mengenakan kebaya, namun perlahan lahan kebaya mulai ditinggalkan dengan munculnya celana kulot/kombor.
Proses terus bergulir hingga akhirnya ibu ibu muslimah bahkan nenek nenek muslimah kini mengenakan celana ketat nan transparan.
Dan sudah barang tentu proses terus bergulir, dan hanya Allah yang tahu sampai batas manakah ending dari proses ini.
Dulu -setahu saya - tidak seorang pun non muslim yang bermimpi untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin negri ini. Namun kini pintu ketabuan itu telah pecah sejak pilkada Jakarta yang dimenangkan oleh satu pasangan kombinasi muslim dan non muslim.
Ya Allah, kami memohon dengan wasilah Nama nama-Mu Yang Maha Indah agar Engkau menutup kembali pitu kejelekanyang mengancam ummat Islam di negri kami ini. Amiin
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri