Perbedaan ada yang menguntungkan, betapa tidak, andai dunia ini hanya dihuni oleh manusia sejenis, semua pria, atau semua wanita, niscaya kita celaka. Dunian ini terasa indah, karena ada wanita dan ada pria, karena itu tatkala anda menemukan pasangan hidup anda, dunia ini semakin terasa indah.
Andai semua orang di dunia ini kaya dan sama rata kekayaannya, niscaya celaka kita. Betapa tidak, anda bisa bayangkan, siapa yang sudi menjadi pelayan anda, atau membantu pekerjaan anda.
Andai semua orang di dunia ini sama cerdas dan pandai, maka semua menjadi bodoh. Anda dikatakan pandai karena ada orang bodoh dan bahkan banyak jumlahnya. Andai orang cerdas seperti anda banyak jumlahnya, niscaya anda dibilang wajar wajar saja, tidak pandai.
Namun demikian, banyak dari perbedaan tersebut harus diobati dan bahkan ditanggulangi. Orang bodoh wajib diajari agar menjadi pandai, bukan dimusuhi apalagi dieksploitasi. Orang miskin wajib di tolong bukan dihina apalagi dijauhi, orang sakit wajib dibantu dan diobati bukan dicela apalagi dibasmi.
Bila hal itu terjadi dalam urusan dunia, tentu dalam urusan agama juga demikian, perbedaan pasti terjadi, dan mustahil dapat dihilangkan.
Allah Ta'ala berfirman:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dialah Allah yang telah menjadikan kalian sebagai penguasa di muka bumi, dan meninggikan sebagian kalian di atas sebagian yang lain beberapa derajat, guna menguji kalian dalam kenikmatan yang Ia karuniakan kepada kalian. Sesungguhnya Tuhan kamu Maha cepat siksa-Nya dan sejatinya Ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al An'am 165)
Namun demikian, sebagai orang yang berilmu dan mengetahui kebenaran, anda wajib untuk mengingatkan dan mengajari, bukan menyombongkan diri apalagi menjauhi orang yang tanpa sadar terjerumus dalam kesalahan.
Anda pasti mengetahui bahwa betapa banyak orang yang berbuat salah namun ia tidak menyadari kesalahannya. Betapa banyak orang bodoh namun mereka menduga bahwa dirinya berilmu, karena itu sebagai orang yang berilmu anda sepatutnya berlapang dada untuk terus mengajari dan mendakwahi, bukan malah meluapkan emosi dan mengobarkan rasa benci.
Adapun sikap sebagian orang bodoh yang memusuhi anda maka itu adalah tantangan yang harus anda hadapi. Di dunia ini, Betapa banyak orang bodoh namun merasa bahwa dirinya berilmu bahkan paling berilmu, akibatnya mereka membenci orang yang benar benar berilmu. Betapa banyak orang yang berbuat kesalahan namun merasa benar sehingga memusuhi dan membenci orang yang berbuat baik dan kebenaran.
Sobat, itulah hakekat perjuangan dalam berdakwah. Bila anda tidak bisa bersabar, lalu siapa lagi yang akan bersabar? Akankah anda menunggu agar orang bodoh dan orang yang terjerumus dalam kesalahan bersabar menghadapi anda?
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ، وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ، أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الَّذِي لا يُخَالِطُهُمْ، وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ "
Orang beriman yang terus berinteraksi/bergaul dengan masyarakat dan ia juga tabah menghadapi gangguan mereka lebih besar pahalanya dibanding orang beriman yang tidak berinteraksi dan tidak pula sabar menghadapi gangguan mereka. (Ahmad dan lainnya)
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri