Mengubah Kalimat Aktif Menjadi Pasif (Tips Menerjemah Arab-Indonesia)

Bahasa Indonesia, sebagai bahasa tujuan, berbeda dengan bahasa Arab yang merupakan bahasa sumber. Pola-pola kalimat yang sering digunakan dalam bahasa Arab sering diterjemahkan dengan 'legowo' apa adanya, terlalu 'polos'.

Bahasa juga berhubungan dengan rasa baik di lidah maupun di telinga sehingga butuh kreatifitas rasa untuk mengolah hasil terjemahan tanpa mengubah inti dan tujuan tema yang dibincangkan.

Salah satu tips dalam hal ini adalah mengubah kalimat aktif menjadi pasif.

Perhatikan contoh ungkapan berikut yang tertera dalam kitab at-Tibyan fiy 'Ulum al-Qur'an karya Muhammad 'Aliy ash-Shabuniy.

ان ننظر إلى العبارات التي قالوها

Tak sedikit yang akan menerjemahkan dengan redaksi berikut:

". . .Kita mesti melihat kepada redaksi-redaksi yang mana para mufassir telah mengungkapkannya. .."

Perhatikan kalimat:

"yang mana para mufassir telah mengungkapkannya."

Walaupun terjemahan di atas juga tepat berdasarkan pemindahan arti masing-masing kata, namun ada sesuatu yang tak nyaman terbaca.

Ungkapan "yang mana" adalah salah satu ungkapan yang boros dalam pemakaiannya. Pikiran akan sulit bernapas ibarat minum air banyak tanpa bernapas.

"Qaaluuhaa" yang diterjemahkan menjadi kalimat aktif "mengungkapkannya" sangat baik diubah menjadi kalimat pasif "diungkapkan" tanpa tambahan "nya".

Kata "telah" juga mesti di-cut walaupun berasal dari fi'l madhi dalam bahasa Arab. Ini juga boros.

"yang mana para mufassir telah mengungkapkannya" bukan susunan bahasa Indonesia. Kedengarannya begitu asing di lidah.

Terjemahan berikut dianggap lebih ringkas, mudah dicerna dan sesuai dengan lidah kita tanpa terasa janggal.

". . .Kita mesti memperhatikan redaksi-redaksi yang diungkapkan para mufassir."(002)

---
Jakarta, Sept. 2014

Oleh: Akh Fachriy Aboe Syazwiena

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mengubah Kalimat Aktif Menjadi Pasif (Tips Menerjemah Arab-Indonesia)"

Catat Ulasan