Sobat! Sadarkah anda bahwa ucapan kagum sahabat anda kepada istri anda tersebut bisa saja menjadi awal kehancuran rumah tangga anda.
Coba anda bayangkan: apa yang akan terjadi bila sahabat anda ternyata rajin memuji istri anda sedangkan anda setelah menikahinya jarang atau bahkan tidak lagi merasa perlu untuk memuji kecantikannya?
Atau bayangkan: kalau ternyata sahabat anda itu sering menelpon atau berkirim SMS ke istri anda dan lagi lagi mengutarakan kekagumannya kepada kecantikan istri anda?
Menurut hemat anda: Salahkah istri anda bila merasa tersanjung dengan pujian sahabat anda? Salahkah istri anda bila merasa mendapat perhatian dari sahabat anda yang nampaknya "dengan tulus" memuji kecantikan istri anda?
Dan salahkah istri anda bila akhirnya semakin rajin berdandan dan bersolek agar semakin dikagumi dan dipuji oleh sahabat anda?
Sobat! Bila anda kecewa, marah dan cemburu bila istri anda merasa tersanjung dan semakin rajin bersolek agar terus dipuji oleh sahabat anda, lalu mengapa anda tidak rajin memujinya agar dia tersanjung dan semakin rajin bersolek untuk anda?
Aisyah radhiallahu anha mengisahkan: suatu hari di saat beberapa lelaki etiopia bermain anggar (perang perangan) di dalam masjid, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memanggilku dengan berkata;
يا حميراء أتحبين أن تنظري إليهم ؟ فقلت : نعم
Wahai, gadis kecil yang berkulit putih merona (kemerahan), maukah engkau menonton permainan mereka? Akupun menjawab: tentu saja. (An Nasai dll)
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri