Tanggapan Sederhana terhadap Klarifikasi Pak Quraisy Syihab (QS)

Beberapa hari lalu beredar rekaman video Pak QS yang di dalamnya beliau menyatakan: TIDAK BENAR, sekali lagi TIDAK BENAR, bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dijamin surga. Kontan ini menimbulkan 'bully' terhadap beliau di berbagai media sosial. Ada yang mencaci, ada pula yang merilis tulisan ilmiah. Adapun fans, tentu akan membela.

+- sehari kemudian muncul klarifikasi balasan dr Pak QS yang intinya bahwa persepsi orang yang membully beliau tidak benar & tidak sesuai dengan yang beliau maksud.

Tanggapan:
1- Meyakini Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dijamin surga adalah bagian dari aqidah Islam. Mengingkarinya bisa menyebabkan kekufuran, kesesatan & penyimpangan terhadap banyak nushush ayat & hadits yang menjelaskannya.

2- Wajib bagi setiap da'i/penceramah untuk berhati-hati dalam berkata-kata agar tidak sembarang mengeluarkan statement yang bisa disalahtafsirkan & menyesatkan orang awam.

3- Manakala terjadi kesalahan ucap (sengaja ataupun tidak), dituntut bagi da'i untuk mengklarifikasi kesalahannya. Jika memang salah, wajib baginya mengakui itu, tanpa mencari-cari pembenaran. Kalau tersilap lidah, hendaknya mereka katakan, "Maaf saya salah ucap, maksud saya begini...Maaf kalau kata-kata saya membuat salah persepsi."

4- Klarifikasi yang dikeluarkan oleh Pak QS adalah suatu keharusan. Selayaknya demikian karena perkataan beliau "TIDAK BENAR Nabi dijamin surga" adalah perkataan yang terlalu gamblang untuk dimaknai seperti yang beliau mau. Dengan atau tanpa mendengar penjelasannya di bagian lain dari kajian tersebut, kata-kata beliau tetap potensi menyesatkan. Bagi orang awam, jangankan yang cuma nonton setengah, bahkan yang utuh (MC/kru) pun bisa goncang dengan pernyataan tersebut, disebabkan kata-kata beliau "SEKALI LAGI tidak benar". Saya harap Pak QS juga paham bahwa pemirsa biasanya nonton tidak hanya 1 channel TV. Setiap jeda iklan akan mengalihkan mereka dari channel siaran beliau, hingga sangat mungkin bagi mereka untuk salah paham dengan kalimat gamblang yang menyesatkan itu.

5- Klarifikasi beliau adalah krusial karena ini masalah aqidah. Kalau akhirnya beliau katakan itu salah & tidak seperti yang dimaksudnya, maka baik. Tapi tidak selayaknya menyalahkan pemirsa, karena persepsi pemirsa dibangun atas kata-katanya.

6- Lepas dari klarifikasi beliau, ana pribadi berpendapat wajar sekali Pak QS langsung dibully banyak orang di media sosial, siapapun yg pertama kali membroadcastnya.
Karena perkataan Pak QS yg menyesatkan bukan baru kali ini saja.
Pernyataan beliau soal tidak wajibnya jilbab, bolehnya mengucapkan selamat natal (baca: selamat Allah punya anak) & yang paling menyesatkan lagi adalah tidak sesatnya Syiah, bisa jadi contoh bahwa beliau ini sangat potensi menyesatkan umat.

7- Sebagian orang mungkin mengamini klarifikasi Pak QS, bahwa yang membully-lah yang salah paham & merekalah yang harusnya mengklarifikasi dulu sebelum membroadcast.

Tanggapan saya: Orang yang punya banyak statement menyesatkan sudah wajar untuk tidak lagi diminta klarifikasinya lebih dulu sebelum dibully.

Karena jika setiap statementnya harus diminta klarifikasinya, maka dia akan selalu di atas angin dan berbicara semaunya, sementara kaum muslimin jadi sibuk meluruskan keyakinannya. Dia akan selalu seenaknya berkata-kata, lalu manakala akhirnya dia sadar telah salah dalam perkataan, lalu orang lain yang disalahkan karena tidak meminta klarifikasinya. Mereka yang kerap menyesatkan umat akan lempeng berbicara, sedangkan para asatidz jadi sibuk menenangkan umat.

Kalau saja baru sekali salah, ana kira bisa diterima karena itu tabiat manusia. Adapun kalau berulang kali & pernyataannya membahayakan aqidah, maka tidak harus dimintai penjelasannya, karena akan menyibukkan orang saja.

8- Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi Pak QS untuk lebih berhati-hati berucap & selalu yakin beliau hanya manusia biasa yang bisa salah.

9- Hendaknya kaum muslimin belajar kepada orang yang dirasa aman dan menentramkan hati, serta tidak diketahui adanya penyimpangan apapun dalam masalah agama.

Ilmu itu adalah agama, maka selayaknya kita berhati-hati dalam memilah dari siapa kita menimba ilmu agama.

21 Ramadhan 1435

Oleh: Ustadz Muflih Safitra

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tanggapan Sederhana terhadap Klarifikasi Pak Quraisy Syihab (QS)"

Catat Ulasan