Saya yakin, anda geram dan marah melihat perilaku musuh musuh Allah yang berbondong bondong menghina Islam dan membantai ummatnya. Namun demikian, cukupkan amarah anda untuk membalikkan keadaan? Atau apalah guna ya komentar, status dan bahkan demonstrasi yang kita lakukan untuk mengecam dan mengutuk perbuatan mereka?
Sobat! Ingatlah bahwa emosi sesaat dan luapan seketika tidak lama lagi akan surut dan kembali padam. Segala sesuatu yang datang dan terjadi secara mendadak -biasanya- juga segera pudar kembali. Amarah yang berkobar karena Yahudi membunuh, Nasrani menghina, Kuffar mengejek sejatinya hanyalah luapan emosi sesaat. Andai mereka tidak membunuh, tidak mengejek, niscaya amarah, kebencian dan permusuhan tersebut sirna atau padam.
Fakta ini membuktikan bahwa permusuhan atau kebencian kita belum berawal dari hati yang paling dalam alias dari iman, namun karena amarah manusiawi semata. Andai kebencian anda berawal dari iman, maka anda pasti kebencian anda terus berkobar walaupun mereka berbuat baik kepada anda.
Bukankah anda -dan tentu juga saya- masih bisa tentram dan nyaman bersandingan dan bersahabat dengan orang orang kafir yang BAIIIK BUANGET kepada kita? Bukankah banyak dari kita yang terkagum kagum dengan keuletan dan profesionalitas orang orang kafir?
Bukankah kita masih "ngiler" karena melihat kemewahan dan kemajuan tekhnologi orang orang kafir? Bukankah saat ini anda begitu tergantung dengan produk mereka? Buktinya anda susah untuk meninggalkan media sosial ini, yang jelas jelas produk mereka. Kalau mau memboikot ya boikot semua jangan hanya sensasi dan tebang pilih, menyeru boikot namun masih facebookan, atau yang lainnya, sekedar telponan saja masih menggunakan produk mereka juga. Bahkan betapa serinya kita merasa minder alias kurang percaya diri ketika berhadapan dengan mereka?
Mungkin selama ini kekaguman semacam ini kita anggap biasa biasa saja, padahal tidaklah demikian. Simaklah firman Alah Ta'ala berikut:
وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِّنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ.
Dan sungguh Kami telah karuniakan kepadamu tujuh ayat yang serupa ( Al fatihah ) dan Al Qur'an yang Agung.
Selanjutnya Allah berpesan:
لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
Karena itu janganlah engkau terbelalak karena kagum melihat kenikmatan yang Kami berikan kepada mereka (orang orang kafir) , dan janganlah engkau berduka atas hal hal yang luput engkau dapatkan (namun didapatkan oleh orang orang kafir). Dan rendahkanlah dirimu/ hormatilah orang orang yang beriman. (87-88)
Sobat! Simaklah bagaimana Allah memerintahkan agar nabi-Nya merasa bangga dan merasa puas dengan Al Qur'an yang telah diturunkan kepadanya, dan agar tidak kagum atau silau dengan berbagai kemajuan dan fasilitas yang dimiliki oleh orang orang kafir.
Ayat di atas memberi isyarat bahwa kejayaan ummat islam bukanlah diraih dengan fasilitas, namun dengan Al Qur'an.
Marilah kita kembali kepada Al Qur'an, kita membacanya dengan benar, menghafalnya, mengamalkannya dan juga mendakwahkannya, niscaya kejayaan Islam akan segera kembali.
Sudah sepatutnya kita bercermin: sudahkah saya mampu membaca Al Qur'an dengan benar? Sudahkah saya mampu memahami Al Qur'an dengan benar? Sudahkan saya mengamalkan syariat Al Qur'an dengan seutuhnya?
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Belum ada tanggapan untuk "Boikot Produk Yahudi!"
Catat Ulasan