Pemahaman ini semakin menjadi parah bila anda membicarakan tema ini dengan emosi dan "darah muda" dalam menyikapi kondisi ummat Islam yang tertindas dan dibantai.
Jihad sebagaimana amalan lainnya, haruslah disikapi secara proporsional dan terukur. Mengingat jihad bukan hanya dengan angkat senjata. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
«ما من نبي بعثه الله في أمة قبلي إلا كان له من أمته حواريون، وأصحاب يأخذون بسنته ويقتدون بأمره، ثم إنها تخلف من بعدهم خلوف يقولون ما لا يفعلون، ويفعلون ما لا يؤمرون، فمن جاهدهم بيده فهو مؤمن، ومن جاهدهم بلسانه فهو مؤمن، ومن جاهدهم بقلبه فهو مؤمن، وليس وراء ذلك من الإيمان حبة خردل رواه مسلم
Tiada seorang nabipun yang diutus disuatu kaum sebelumku melainkan mereka memiliki pengikut setia dan sahabat. Para pengikut setia tersebut meneladani ajaran para nabinya, dan mematuhi perintahnya. Selanjutnya, datang generasi penerus mereka yang berbeda sikap; mereka bertutur kata yang tidak mereka terapkan sendiri, dan mengamalkan hal hal yang tidak diajarkan kepada mereka. Barang siapa yang berjihad memerangi mereka dengan kekuatan yang ia miliki maka ia adalah orang yang beriman. barang siapa yang berjihad memerangi mereka dengan lisannya maka ia juga orang yang beriman. Dan barang siapa yang berjihad melawan mereka dengan hati (membenci mereka) maka ia juga orang yang beriman. Dan tiada keimanan sedikitpun bagi selain ketiga kelompok tersebut. (Riwayat Muslim)
Pada hadits ini nampak dengan jelas, bahwa jihad bisa dilaksanakan dalam bentuk ucapan dan juga keyakinan.
Sebagaimana pihak yang wajib di "jihadi" bukan hanya orang orang kafir. Sebagaimana tidak setiap orang kafir wajib atau boleh diperangi alias dibunuh.
Bahkan diantara orang orang yang wajib dijihadi (diperangi) adalah orang orang munafiq alias musuh dalam selimut. Allah Taala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Wahai Nabi, tegakkanlah jihad melawan orang orang kafir dan orang orang munafik serta bersikaplah tegas kepada mereka semua, sedangkan tempat kembali mereka semua ialah neraka jahannam, dan sungguh itu adalah seburuk buruk tempat kembali. (At Taubah 73)
Musuh dari luar semua orang mengenalnya dan mengetahui kewajiban untuk memerangi mereka. Namun musuh dalam selimut, musang yang berbulu domba hanya segelintir orang yang dapat mengenali mereka dan tentunya lebih sedikit lagi yang berani menyibak tabir yang menutupi wajah bengis mereka. Di saat yang sama, betapa banyak dari ummat Islam yang terperdaya dan bersimpati kepada mereka, sehingga bersahabat dengan mereka.
Kedua dalil di atas membuktikan bahwa anggapan bahwa jihad hanya berupa jihad melawan Israel atau Amerika saja adalah pemahaman yang "cupet". Akibatnya banyak dari kita yang terperdaya sehingga hanyut dalam perangkap musuh dalam selimut.
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Belum ada tanggapan untuk "Jihad Islam Vs Jihad BONEK (bondo nekad)"
Catat Ulasan