Nama atau sebutan akan berarti bila dilengkapi dengan bukti nyata. Apalah artinya suatu nama atau sebutan yang indah namun hampa bahkan menyelisihi fakta dan kenyataan.
Bisa jadi anda bernamakan indah, namun apalah arti nama itu bila ternyata perilaku dan bahkan fisik anda tidak indah alias buruk.
Boleh saja anda bernamakan sholeh, namun apalah artinya nama itu bila ternyata perilaku anda menyimpang dan melanggar agama Allah.
Bagi masyarakat banyak, indahnya nama yang menyelisihi fakta seringkali berubah menjadi celaan: namanya indah namun perilakunya bubrah ! Namanya sholeh namun perilakunya fasik alias tholeh.
Kondisi ini banyak terjadi di masyarakat, nama hanya sebatas nama karena menyelisihi faktanya.
Diantara nama indah yang terbukti menyelisihi fakta ialah sebutan imam yang disematkan kepada ke 10 figur dari 12 imam imam syiah (selain sahabat Ali bin Abi Thalib dan Al Hasan Bin Ali)
Mereka disebut imam (khalifah/pemimpin) padahal faktanya ke10 figur tersebut tidak pernah menjadi khalifah atau imam walau hanya sesaat.
Bahkan sebagian mereka gugur gara gara upayanya merebut kekhilafahan dari imam yang sah pada masanya.
Sebagaimana fakta sejarah telah membuktikan bahwa Imam mereka ke 2 yaitu Al Hasan bin Ali telah menyerahkan imamah / kepemimpinan kepada sahabat Mu'awiyah radhiallahu anhuma.
Praktis sejak saat itu imamah berada di tangan sahabat Muawiyah dan kemudian berpindah kepada tokoh tokoh dari Bani Umayyah selanjutnya. Faka sejarah ini meruntuhkan konsep imamah 12 yang diyakini dan diajarkan oleh sekte syiah .
Dan kalau ada yang berkelit: bahwa yang dimaksud dengan imamah adalam kepemimpinan dalam urusan agama, maka sejarah telah membuktikan bahwa imam agama buaanyak sekali, diantaranya imam imam keempat mazhab .
Dengan demikian fakta ini membuktikan kesesatan doktrin imamah syiah.
Konsep mereka menyelisihi dalil dan fakta sehingga lebih pantas disebut dengan hoax atau penipuan, atau pembodohan, sehingga pantas disebut dengan the king without a kingdom yang hanya ada dalam dongeng alias dipaido keneng (boleh didustakan) he he he, kasian deh, kecewa para pengikut syiah.
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Belum ada tanggapan untuk "The King Without A Kingdom"
Catat Ulasan