Pertengahan yang Menyesatkan

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Allah jadikan umat Islam sebagai umat pertengahan. Mareka tidak ekstrim dalam bersikap, sehingga mereka bisa berbuat adil dan menjadi umat pilihan.

Namun tidak semua sikap pertengahan bisa disebut adil. Ada sikap pertengahan yang itu menjadi karakter orang munafik.

Al-haq dan bathil, kebenaran dan kebatilan, islam dan kekufuran akan selalu bermusuhan. Pembela kebenaran, pembela islam, akan selalu berhadapan dengan pembela kebatilan dan kekufusan. Tauhid dan syirik, sunah dan bid’ah, selamanya akan selalu bermusuhan. Bagi kita, ini satu hal yang biasa.

Namun apa yang terjadi, ketika ada orang yang memilih posisi pertengahan, tidak memihak kepada kebenaran dan tidak pula kebatilan. Kira-kira, bagaimana kondisinya?
Menguntungkan atau merugikan?
Memotivasi atau nggembosi?

Anda yang pernah punya pengalaman berdakwah kemudian ditolak mentah-mentah oleh jamaah, mungkin pernah merasakan itu. Di saat anda menyampaikan kebenaran, kemudian ada beberapa jamaah menolak dakwah anda dengan kebatilan. Tiba-tiba muncul beberapa orang berusaha menengahi anda dengan jamaah. Tidak membela anda dan tidak membela yang menolak anda. Anda bisa menilai, ini menguntungkan atau merugikan.

Di saat ahlus sunnah tegang dengan orang syiah, mucul golongan ketiga. Tidak mendukung ahlus sunnah dan tidak mendukung syiah. Menurutnya semuanya sama-sama muslim, tidak perlu saling bertikai. Ini menguntungkan atau merugikan?

Tahukah anda, ternyata ini sikap warisan orang munafik. Mereka ingin mengambil sikap tengah, antara islam dan kekufuran. Dan kehadiran mereka menjadi musuh dalam selimut bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat.

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا () مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لَا إِلَى هَؤُلَاءِ وَلَا إِلَى هَؤُلَاءِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (-) Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak pula kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (QS. An-Nisa: 142)

Jika ada kebenaran dan kebatilah sedang berseteru, jangan mengambil sikap pertengahan, dengan membela keduanya atau tidak mendukung keduanya. Pastikan kita berada pada posisi membela yang benar. Kecuali jika kita buta mana yang benar, dan ini lebih membahayakan

Allahu a’lam

Oleh: Ustadz Abu Yahya Ammi Baits

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pertengahan yang Menyesatkan"

Catat Ulasan