SEKUAT Apapun Hujjah Kita, Tetap Saja HIDAYAH Itu Di tangan Allah, Maka Berusahalah Semampunya, Lalu Serahkanlah Hasilnya Kepada Allah

Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- mengatakan:
Pernah terjadi debat antara aku dengan seorang ulama ahli kitab, hingga diskusi itu sampai pada topik bahwa Kaum Nasrani telah mencela Robb semesta alam dengan celaan yang tidak pernah dilakukan oleh siapapun.

Ku katakan kepada mereka: "Dengan pengingkaran kalian kepada kenabian Muhammad -shollallohu alaihi wasallam- berarti kalian telah mencela Allah ta'ala dengan celaan yang paling parah".

Dia mengatakan: "Bagaimana bisa seperti itu?"

Ku katakan: "Karena kalian beranggapan bahwa Muhammad adalah raja lalim, bukan rosul tepercaya. Bahwa dia keluar menawarkan (agamanya) kepada manusia dengan pedangnya, lalu dia menghalalkan darah, wanita, dan anak-anak mereka.

Tidak hanya itu, bahkan hingga dia berdusta atas nama Allah dan mengatakan: 'Allahlah yang menyuruhku melakukan ini dan membolehkannya untukku' padahal sebenarnya (menurut kalian) Allah tidak menyuruhnya dan tidak membolehkannya.

Dia mengatakan: 'Aku mendapatkan wahyu', padahal (menurut kalian) dia tidak mendapatkan wahyu sama sekali.

Dia mengganti sendiri syariat para nabi, membuang dari syariat itu apa yang dia kehendaki dan menetapkan darinya apa dia kehendaki. Dan dia menyandarkan semua itu kepada Allah… Maka, ada dua kemungkinan, Allah ta'ala melihat dan mengetahui itu semua atau tidak.

Jika kalian katakan: 'Itu semua tidak diketahui dan tidak dilihat Allah'; berarti kalian menyandarkan sifat bodoh dan dungu kepada-Nya, dan itu termasuk celaan paling buruk.

Jika kalian katakan: 'Itu semua diketahui Allah', maka (ada dua kemungkinan): Allah mampu untuk menghentikan dan melarangnya dari tindakannya itu atau tidak.

Jika kalian katakan: 'Allah tidak mampu menghentikannya', berarti kalian menyandarkan sifat lemah kepada-Nya.

Jika kalian katakan: 'Allah mampu menghentikannya, tapi tidak melakukannya', berarti kalian menyandarkan sifat tolol dan zalim kepada-Nya.

Dan inilah keadaan beliau (Muhammad -shollallohu alaihi wasallam-), dari semenjak dia muncul (sebagai nabi) hingga Rabbnya mewafatkannya, Dia mengabulkan doanya, memberikan hajat-hajatnya, bahkan tidaklah ada musuhnya melainkan Allah menjadikan beliau menang atasnya.

Dan inilah keadaan beliau, dari semenjak dia muncul (sebagai nabi) hingga Allah ta'ala mewafatkannya, seiring berjalannya siang dan malam beliau semakin tenar, semakin tinggi, dan semakin mulia. Sebaliknya keadaan musuhnya semakin hari semakin hina dan sirna. Semakin hari kecintaan para hamba kepada beliau semakin bertambah, dan Rabbnya menguatkannya dengan berbagai macam cara.

Inilah orang yang menurut kalian termasuk musuh Allah yang paling jahat, dan paling berbahaya bagi manusia. Celaan apa yang melebihi ini terhadap Rabbul alamin?! Penghinaan apa yang lebih parah dari ini semua?!

Maka, orang tersebut menerima sebagian dari keterangan ini, dan dia mengatakan: 'Tidak mungkin kami mengatakan ini semua terhadap Allah, tetapi beliau (Muhammad) adalah seorang nabi terpercaya, siapapun yang mengikutinya menjadi bahagia, dan setiap orang yang obyektif dari kami akan berikrar seperti ini dan mengatakan: para pengikutnya adalah orang-orang yang berbahagia di dunia dan di akherat.

Aku pun mengatakan: "Lalu apa yang menghalangimu untuk ikut mendapatkan kebahagiaan itu?"

Dia mengatakan: "Begitu pula pengikut seluruh nabi, para pengikut Nabi Musa juga bahagia".

Aku katakan: "Jika kamu mengakui bahwa beliau adalah nabi terpercaya, dan dia telah mengkafirkan siapapun yang tidak mengikutinya, maka bila kamu membenarkannya dalam hal ini, harusnya kamu mengikutinya.

Tapi jika kamu mendustakannya dalam hal ini, berarti dia bukanlah nabi terpercaya, lalu bagaimana para pengikutnya adalah orang-orang yang bahagia?!

Maka dia pun tidak bisa menjawab, dan mengatakan: "Kita bicarakan yang lain saja".

[Mukhtasor Showa'iq Mursalah, hal: 56].

---------
Sungguh diskusi yang hebat… Namun tetap saja, hidayah itu di tangan Allah… Dia hanya membuka hati para hamba yang pantas mendapatkannya.

Sungguh hidayah Islam itu sangatlah mahal… Dan Islam seseorang tidak akan sempurna kecuali dengan hidayah Sunnah. Semoga Allah meneguhkan kita di atas Sunnah Nabi tercinta kita Muhammad -shollallohu alaihi wasallam-.

Oleh: Ustadz Musyaffa' ad Dariny

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "SEKUAT Apapun Hujjah Kita, Tetap Saja HIDAYAH Itu Di tangan Allah, Maka Berusahalah Semampunya, Lalu Serahkanlah Hasilnya Kepada Allah"

Catat Ulasan