Bagi banyak orang, menyikapi undangan perayaan natalan atau yang serupa terasa dilematis. Tidak datang, ndak enak sama yang ngundang, tapi kalau datang kok itu perayaan agama lain? Aduuuh, bingung deh jadinya.
Ada lagi ya g mendadak jadi ahli ijtihad, atau paling kurang ahli fatwa. Kan hanya datang untuk ikut makan makan, tidak untuk ikut merayakan atau menjalankan ibadahnya, Mengapa dirisaukan?
Berbicara masalah seperti ini, saya yakin sudah sering dibicarakan dan dibahas, terlebih pada hari hari ini. Karena itu saya rasa sudah cukup banyak dalil ya g diutarakan dan alasan yang dikemukakan untuk melarang ummat islam ikut serta merayakan natalan. Namun pada status ini saya ingin menyoroti ucapan di atas: "ndak enak perasaan bila tidak hadir pada undangan teman dekat, atau atasan atau kerabat, padahal mereka sudah baik kepada kita selama ini".
Mendengar atau membaca ucapan di atas, terasa disambar petir. Kok bisa orang islam merasa sungkan, tidak enak perasaan menolak undangan natalan?! Di saat yang sama orang nashara tanpa sungkan mengundang anda menghadiri perayaannya,,padahal ia tahu bahwa anda membenci agamanya, meyakini bahwa agama dia sesat, bahkan bentuk kejahatan dan penipuan terbesar.
Betapa tidak, setiap orang yang berakal sehat akan heran, kok ada anak tuhan atau bahkan tuhan kalah oleh teroris, sehingga mati dibunuh dengan sadis? Walau demikian, mereka Dengan enaknya mengundang anda untuk menghadiri perbuatan jahat alias hina dan bodoh mereka. Namun anehnya, anda merasa malu atau sungkan untuk menunjukkan kecerdasan, kebenaran dan keadilan anda?
Mereka tanpa sungkan menunjukkan keyakinannya, dan bahkan menawarkannya kepada anda dalam bentuk undangan "makan&minum" namun aneh sekali, anda malu untuk menyuarakan dan menunjukkan keyakinan anda?
Mungkinkah, adanya "makan&minum" telah berhasil melunturkan kehormatan iman dan harga diri keyanikan anda?
Seharusnya mereka menjaga perasaan anda yang sakit hati dan murka bila menyaksikan perbuatan kufur mereka. Namun kenyataannya sangat aneh, andalah yang kini merasa sungkan dan merasa perlu untuk menjaga perasaan mereka, sedangkan mereka merasa bangga sehingga berani mengundang anda, seakan undangan mereka ini adalah bentuk kehormatan yang mereka berikan kepada anda. Padahal sejatinya undangan ini adalah bentuk penghinaan dan penistaan terhadap agama dan keyakinan anda.
Kenapa kok seakan telah tidak ada rasa sakit hati sedikitpun pada diri anda atau amarah karena mengetahui mereka menghinakan Allah, Tuhan Yang Maha Suci? Kemanakah, suara iman anda? Kemanakah semangat ingkar mungkar dan amar ma'ruf anda?
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Belum ada tanggapan untuk "Diundang Natalan, Sungkan Kalau Tidak Hadir?"
Catat Ulasan