Sobat, tahukan anda bahwa di jalan raya banyak berseliwaran kendaraan kendaraan hasil karya tangan tangan kreatif, alias modifikasi. saking kreatifnya, sampai-samp[ai anda tidak lagi dapat mengenali merek, kemampuan dan berbagai hal tentang kendaraan tersebut.
Menurut anda, mobil bermerekkan TOYOTA (misalnya) yang telah dimodifikasi total itu layak untuk disebut sebagai mobil TOYOTA?
Dan tepatkah, bila anda ingin membeli mobil baru bermerek TOYOTA untuk menjadikan mobil hasil modifikasi itu sebagai acuan anda untuk menilai kemampuan atau keunggulan mobil TOYOTA?
Bila benda semisal kendaraan yang telah dimodifikasi total tidak lagi dapat dijadikan acuan dalam penilaian, dan tidak pula bisa disamakan dengan mobil aslinya, maka demikian pula hal hal lainya, tanpa terkecuali urusan agama.
Agama Islam yang telah dimodifikasi dengan budaya lokal, kejawen, atau nasional, atau AD/ART organisasi, atau pergerakan, tidak pula pantas dijadikan acuan untuk menilai Islam.
Orang-orang yang kreatif memodifikasi ajaran agama Islam, dengan mencampur adukkannya dengan budaya lokal, atau AD/ART atau doktrin kelompok juga tidak lagi pantas dijadikan sebagai acuan untuk menilai Ummat Islam, apalagi mewakili mereka terlebih lagi mewakili generasi terbaik dari ummat islam atau yang sering disebut dengan SALAFUS SHOLEH.
SALAFU SHOLEH adalah generasi hasil orisinil pendidikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Sedangkan kelompok yang telah memodovikasi islam dengan budaya, doktri kelompok, atau lainnya tak ubahnya bagaikan mobil modifikasi, yang bahan dasarnya Islam namun hasil akhirnya sudah samar, sesamar mobil hasil modifikasi. Karena itu akan lebih baik jujur saja, seperti para pemuda kreatif yang mengakui bahwa kemdaraan mereka adalah hasil modifikasi dan bukan lagi ori, demikian pula agama sebagian orang yang faktanya adalah hasil modifikasi bukan lagi ori. Wallahu Ta'ala A'alam bisshawab.
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Belum ada tanggapan untuk "Kendaraan Modifikasi dan Islam Modifikasi"
Catat Ulasan