Sungguhlah nista dan sengsara hidup orang orang yang lepas dari tuntunan. Bagi mereka kotoran bisa saja mereka jadikan perhiasan; dan kebenaran mereka anggap sebagai kesalahan; sehingga mereka memeranhinya dengan segala cara.
Sebaliknya kesalahan akan terus mereka perjuangkan dengan segala cara. Semua itu akibat dari hilangnya tuntunan dari kehidupan.
Karena itu; orang yang berakal sehat pastilah mencari tuntunan dan mengikuti tuntunan karena dengan tuntunan mereka akan terpuji; selamat dari kenistaan dan hidup mulia. Bukan hanya mulia; bahkan pada saatnya nanti setiap sikap dan ucapan mereka dapat dijadikan sebagai tuntunan bagi orang lain yang sedang kehilangan tuntunan. Allah Ta'ala berfirman:
فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون
Maka bertanyalah kepada ahluz zikri ( ulama) bila engkau tidak mengetahui. (( al anbiya' 7))
Adapun orang orang yang telah kehilangan tuntunan apalagi sengaja mencampakkannya; maka setiap ucapan dan tingkahnya akan menjadi tontonan alias cibiran bagi orang lain.
Sungguhlah nista dan sengsara mereka yang telah terlepas dari tuntunan. Bagi mereka kotoran bisa saja mereka jadikan sebagai perhiasan; dan kebenaran mereka anggap sebagai kesalahan; sehingga mereka memeranginya dengan segala cara.
Sebaliknya kesalahan akan terus mereka perjuangkan dengan segala cara. Semua itu akibat dari hilangnya tuntunan dari kehidupan. Bagi mereka hanya ada satu harapan dan keinginan yaitu nafsu dan nafsu; sebagaimana yang Allah gambarkan dalam firmannya:
فمثله كمثل الكلب إن تحمل عليه يلهث أو تتركه يلهث
Perumpamaan mereka bagaikan anjing yang bila engkau mengusirnya maka anjing itu menjulurkan lidahnya dan kalaupun engkau membiarkannya maka anjing itu juga tetap menjulurkan lidahnya. (( al aaraf 176))
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa anjing selalu menjulurkan lidahnya; karena adanya nafsu makan yang sangat besar. Demikian pula orang yang telah kehilangan tuntunan; hanya ada satu keinginan baginya yaitu memuaskan nafsunya dengan segala cara.
Orang orang seperti ini tidaklah pantas menjadi tuntunan namun sebaliknya biasanya masyarakat menjadikannya sebagai tontonan alias cibiran. Na'uzubillah min zaalika.
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Belum ada tanggapan untuk "Manusia Tuntunan dan Tontonan"
Catat Ulasan