Ketawadhuan Syaikh Al Albani rahimahullah

ذكر الشيخ الحويني أنه كلما قابل الشيخ الألباني ، قبل يده ، فكان الشيخ ينتزعها بشدة ويأبى ،

Syaikh Abu Ishaq Al Huwaini menceritakan bahwa setiap kali bertemu dengan Syaikh Al Albani, beliau berusaha untuk mencium tangan Syaikh Al Albani. Akan tetapi beliau enggan dan mencabut tangannya dengan keras.

فذكرالحويني أنه قرأ في بعض أبحاث الشيخ في (السلسلة الصحيحة) أن تقبيل يد العالم جائز ،

Syaikh Al Huwaini menyebutkan alasannya bahwa dia pernah membaca sebagian pembahasan di As Silsilah Ash Shahihah tentang bolehnya mencium tangan seorang alim.

فقال له الشيخ : وهل رأيت بعينيك عالماً قط ؟

Maka Syaikh Al Albani bertanya kepadanya :
Apakah Engkau pernah melihat seorang alim dengan kedua matamu sendiri ?

فقال الحويني : نعم أرى الآن .

Syaikh Al Huwaini menjawab : ya, sekarang saya melihatnya.

فقال الشيخ : إنما أنا طويلب علم ، إنما مثلي ومثلكم كقول القائل :

Maka Syaikh Al Albani berkata kepadanya : Aku ini hanyalah seorang penuntut ilmu pemula. Orang seperti saya dan seperti kamu ini sebagaimana perkataan :

إن البغاث بأرضنا يستنسر .

"Burung bughats (bukan burung pemburu) di daerah kita menjadi burung nasar (burung pemburu)." *

*Mungkin maksudnya : orang biasa dianggap orang alim/mulia.

Beberapa faidah dari kisah diatas :
1) Adab seorang murid terhadap guru.

2) Hendaknya seseorang punya dasar ilmu ketika melakukan sesuatu.

3) Bolehnya mencium tangan seorang alim.

4) Ketawadhuan Syaikh Al Albani rahimahullah.

5) Jika sekelas Syaikh Al Albani saja seorang penuntut ilmu pemula, apalagi kita ?!

Wallahua'lam

Oleh: Ustadz Didik Suyadi

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Ketawadhuan Syaikh Al Albani rahimahullah"

Catat Ulasan