ومما ينبغي أن يعتمد حال الصبي، وما هو مستعد له من الأعمال، ومهيأ له منها، فيعلم أنه مخلوق له، فلا يحمله على غيره ما كان مأذونا فيه شرعا.
“Perkara yang sudah sepatutnya diperhatikan oleh orang tua adalah keadaan si anak, potensi apa yang dia miliki, bakat apa yang terpendam pada dirinya. Maka orang tua hendaknya mengetahui bahwa untuk bidang itulah anaknya diciptakan. Maka orang tua hendaknya tidak memalingkan si anak dari bakatnya selama itu diperbolehkan oleh syari’at.”
Apa akibatnya bila dia dipaksa untuk fokus pada sesuatu yang bukan bakatnya?
Beliau rahimahullah melanjutkan,
فإنه إن حمله على غير ما هو مستعد له- لم يفلح فيه، وفاته ما هو مهيأ له،
“Apabila anak dipaksa untuk menyukai suatu bidang yang bukan bakatnya, maka dia tidak akan meraih kesuksesan di bidang itu. Luputlah darinya apa yang sebenarnya merupakan potensi dirinya. “
Lantas apa yang harusnya menjadi tugas orang tua?
Kata beliau rahimahullah,
فإذا رآه حسن الفهم، صحيح الإدراك، جيد الحفظ، واعياً- فهذه علامات قبوله، وتهيئه للعلم؛ لينقشه في لوح قلبه ما دام خالياً، وإن رآه ميالاً للتجارة والبيع والشراء أو لأي صنعة مباحة- فليمكنه منها؛ فكل ميسر لما خلق له.
“Apabila orang tua melihat bahwa anaknya bagus pemahamannya, bisa mengerti dengan baik, hafalannya pun bagus, dan cerdas, maka ini menunjukkan tanda penerimaan dan kesiapan dia untuk belajar, untuk mengukir ilmu di dalam hatinya yang masih polos.
Namun apabila dia melihat anaknya memiliki kecenderungan kepada dunia perdagangan, jual-beli, atau pada bidang lain yang diperbolehkan oleh syariat (seperti pertanian, kedokteran, teknologi dll –pent) maka hendaknya dia beri kesempatan kepada anaknya untuk mengembangkan potensi itu. Setiap orang akan dimudahkan oleh Allah untuk melakukan apa yang telah ditetapkan baginya.”
Selesai nukilan dari Ibnul Qayyim rahimahullah.
Jadi jangan paksa anak Anda untuk menyukai sesuatu yang bukan bakatnya. Hanya karena bidang tersebut Anda sukai, atau karena bidang tersebut “bergengsi” di mata kebanyakan orang. Ini justru akan mematikan potensi anak.
Tugas orang tua adalah mengenal anaknya, mengenal potensi apa yang dimiliki oleh anak, lalu memfasilitasi anak agar dia benar-benar menguasi bidang yang dia sukai itu. Selama bidang tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam serta memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain, maka hendaknya orang tua selalu memberikan dukungannya kepada si anak.
Wallahu a’lam.
Oleh: -WiraMandiriBachrun-
Credit to ustadz Ibnuyunus Monoarfa yang sudah mengingatkan tentang faidah ini. Jazakallahu khairan.
Belum ada tanggapan untuk "TIDAK MENYIA-NYIAKAN BAKAT ANAK "
Catat Ulasan