Apabila dia diganggu karena amalan yang dia lakukan karena Allah, atau karena melakukan ketaatan yang Allah perintahkan, atau karena meninggalkan maksiat yang dilarang... maka harusnya dia bersabar, dan jangan membalas, karena sesungguhnya dia sedang diganggu di jalan Allah, tentunya pahalanya ditanggung oleh Allah.
Oleh karena itulah, ketika darah dan harta para mujahidin di jalan Allah hilang, tidak ada ganti rugi sedikitpun, karena Allah telah membeli dari mereka jiwa dan harta mereka, sehingga nilai (ganti rugi) nya menjadi kewajiban Allah bukan kewajiban makhluk.
Jadi barangsiapa yang meminta ganti rugi dari makhluk, maka dia tidak berhak mendapatkan ganti rugi dari Allah. Dan sungguh siapa yang rusak karena Allah, pasti Allah yang menjamin gantinya.
Apabila dia diganggu karena musibah yang menimpanya, maka hendaknya dia kembalikan kepada dirinya, sehingga dengan itu dia tidak sempat menyalahkan orang yang mengganggunya.
Apabila dia diganggu karena kelebihan dunia yang ada padanya, maka hendaknya dia sabarkan diri, karena sebelum seseorang mendapatkan nikmat dunia, tentunya dia telah melakukan hal-hal yang lebih berat dari kesabaran itu untuk mendapatkan kenikmatannya.
Oleh karena itu, orang yang tidak mau sabar dengan pedihnya terik matahari, kehujanan, dinginnya salju, susahnya perjalanan, dan perampok jalan, maka jangan coba-coba melakukan usaha perdagangan.
Dan ini adalah hal yang telah diketahui oleh semua orang, bahwa siapapun yang sungguh-sungguh dalam mencari sesuatu, maka dia harus mencurahkan kesabaran untuk mendapatkannya, kesabaran itu akan sebanding dengan kesungguhannya dalam mencarinya.
[Kitab: Jami'ul Masa'il, 1/171].
----------
Intinya: apapun sebabnya datangnya gangguan itu, hadapilah dengan sikap sabar, dan serahkan semuanya kepada Allah, sungguh Allah tahu berapa besarnya harga sabar yang kita perjuangkan.
Allah maha tahu apapun pengorbanan kita, tidak akan ada yang hilang di hadapan-Nya, bahkan Dia maha mensyukuri amalan para hambaNya, bila berkehendak, Dia akan memberikan balasan yang tak terhingga karena amalan yang sederhana…
Oleh: Ustadz Musyaffa' ad Dariny
Baca juga:
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.1)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.2)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.3)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.4)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.5)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.6)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.7)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.8)
Belum ada tanggapan untuk "Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.9)"
Catat Ulasan