Syaikh Shalih Fauzan pernah ditanya: Apakah boleh bagi seorang perempuan mengimami laki-laki karena si perempuan ini adalah seorang hafidzah yang hapal al Quran sedang laki-laki (suami)nya itu tidak?
Beliau menjawab: Tidak boleh.
Begitulah...seorang laki-laki meski kurang sempurna dalam menjalankan agama dibanding dengan istrinya, maka Islam tetap meninggikan kedudukan dan martabat si suami. Bukan karena istri lebih pintar maka suami jadi lebih rendah...bukan karena istri lebih hapal al Quran maka suami digeser posisinya....
Kalau dijawab jujur...sehebat-hebatnya perempuan tetap ingin punya suami yang mampu mengayominya bukan? Ini bukti tabiat asalnya perempuan yang menginginkan dibimbing oleh orang lain...dan disitulah posisi suami...oleh karena itu istri juga harus menempatkan posisi suami sebagaimana layaknya...
Terkadang, istri yang ditakdirkan Allah lebih dari suaminya...ya lebih ilmunya, lebih hartanya, lebih dan sebagainya...sehingga muncul watak kecil membangkang di dalam dirinya...
"halah...bapakmu itu apa.."
"paling juga bapakmu ndak bisa..."
"wis tho...bapakmu paling ndak ngerti apa-apa..."
kalimat-kalimat kecil yang mungkin hanya sebagai gerutuan istri kepada suaminya yang didengar oleh anak-anak akan memiliki efek besar dalam anak. Dia akan memahami bahwa bapaknya adalah orang yang buruk, ndak bisa apa-apa, lemah dan sebagainya...sehingga, si anak ndak akan jauh-jauh dari ibunya dalam bersikap terhadap suami...
"halah...bapak ki biso ne opo..."
"bapak ki rak ngerti opo-opo..."
Kalau sudah sampai di sini sikap anak-anak...maka mungkin kalimat ibu "Gitu-gitu dia adalah bapakmu..." sudah tidak mempan lagi mengobati kerusakan hubungan keluarga...yang semuanya berasal dari sikap ibu yang tidak menempatkan suaminya pada posisinya...
Dalam Islam, ketaatan kepada ibu adalah mutlak...tapi ingat, ibu juga memiliki kewajiban taat pada suaminya...sehingga tidak ada dualisme kepemimpinan dalam rumahtangga...
Nah ibu...sudahkah ibu tempatkan suami ibu sebagaimana layaknya? Kalau tidak maka apa yang dilakukan oleh anak-anakmu bisa jadi adalah buah dari apa yang engkau semai dalam hidupmu...
Oleh: Andy Bangkit
Belum ada tanggapan untuk "Ibu, Mungkin Itu Adalah Buah dari Apa yang Engkau Semai"
Catat Ulasan