Betapa tidak, banyak dari kita dengan bangga mendukung dan mengagumi sebagian figur yang konon menurut kabarnya " burung" baik dan istimewa.
Sobat, saya tidak ingin berdebat dengan burung, namun saya mengajak anda untuk berpikir jernih: siapakah yang berada dalam karung " figur " tersebut? Karena anda pasti tahu bahwa figur tersebut tidaklah mungkin dapat hidup dan berjalan seorang diri. Ia pasti hidup bersama berkelompok yang nota bene telah terbukti secara meyakinkan hanyalah segerombolan "kucing garong" yang bengis lagi sadis tidak kenal norma, rasa iba atau agama.
Di belakang figur tersebut bersembunyi "sejuta" orang yang sepatutnya anda cermati.
Setampan dan secantik apapun penjual "kucing garong yang ada dalam karung" tidak sepatutnya menjadikan anda lengah.
Ingat, kemaren "ikan pepes" hasil olahan "ibu pertiwi" telah disantap oleh segerombolan "kucing garong" dan hanya tersisa duri durinya. Bahkan hingga sampai saat ini di rumah anda, duri duri tersebut masih berserakan belum sempat anda bersihkan.
Begitu mudahkah anda melupakan kejahatan "kucing garong" yang kini berada di balik karung indah penjual kucing?
Sobat! Jadilah orang yang pandai mengambil pelajaran dari masa lalu agar anda selamat di hari esok.
Camkanlah petuah nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam berikut:
« لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ »
Tidak layak bagi seorang yang beriman untuk disengat hewan berbiasa sebanyak dua kali dari satu lubang". (muttafaqun Alaih)
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri