Pujian Atau Makian

Sobat, andai suatu hari ada seseorang berkata kepada anda: woou, luar biasa betapa putihnya kulit anda! Betapa Banyak harta anda! Padahal kulit anda biasa biasa saja & harta anda juga tidak seberapa.

Dalam kondisi seperti ini, Kira kira bagaimana sikap anda kepada orang yang memuji anda tersebut?

Apalagi bila anda adalah seorang lelaki lalu ada yang memuji anda dengan berkat: woooou betapa cantiknya anda, lebih cantik daripada ratu kecantikan. Atau bila anda seorang wanita, namun ternyata dia berkata kepada anda: woooou betapa tampan dan gagahnya anda, lebih gagah dibanding petinju kelas berat tingkat dunia.

Anda marah karena tersinggung? Anda sakit hati karena merasa terhina dengan pujian yang menyelisihi fakta di atas?

Semua itu pujian, namun sebenarnya lebih tepat dianggap sebagai penghinaan dan wajar saja bila anda marah dan berang karenanya.

Kondisi serupa juga berlaku pada diri Nabi Muhammad shallallahu alaih wa sallam. Beliau murka kepada orang yang sok memuji namun sejatinya menghina beliau. Memuji berlebihan hingga menyelisihi fakta, menyanjung namun kelewat batas sehingga lebih tepat dianggap sebagai penghinaan. Itulah hikmah dari sabda beliau berikut: 

لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى عيسى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ

Janganlah kalian berlebihan dalam memujiku sebagaimana kaum Nasrani telah berlebihan dalam memuji Isa putra Maryam. Sejatinya aku hanyalah hamba-Nya maka katakanlah aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya. (HR. Bukhary)

Sobat, waspada dan selektiflah dalam hal puji pujian kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sekeder berniat baik atau semangat besar untuk memuji beliau belumlah cukup namun pujian yang anda ucapkan harus tepat dan sesuai dengan fakta.

Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri

Postingan terkait: