Bermimpi Kebangkitan "Khalifah Umar Bin Abdul Aziz" rahimahullah, Atau Bahkan Khalifah Umar bin Al Khatthab, radhiallallhu 'anhu

Membaca sejarah Islam, terutama pada masa masa keemasan, semisal masa khalifah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, sangatlah menakjubkan. Hati anda berbinar binar penuh dengan harapan; andai saya hidup di zaman beliau atau andai beliau hidup di zaman sekarang dan memimpin negri ini.


Apalagi bila anda membaca sejarah kehidupan ummat Islam di masa khilafah Sahabat Umar bin Al Khatthab radhiallallahi 'anhu. Tentu lamunan anda segera terbuka, betapa damai dan tentramnya hidup dibawah kepemimpinan beliau. Bisa jadi lamunan anda berlanjut, dan membayangkan; mungkinkah beliau hidup kembali atau mungkinkah ada figur pemimpin seperti beliau di negri ini ?

Atau bisa jadi di musim pemilu ini menjadikan lamunan anda berkepanjangan; mungkinkah dari hiruk pikuk pilpres saat ini, akan muncul pemimpin sehebat Khalifah Umar Bin Al khatthab?

Sobat! Kalau anda tidak ingin merasakan pahitnya rasa kecewa karena bermimpi di siang bolong, hendaknya anda segera sadar, dan bercermin. Dengan bercermin anda dapat mengetahui siapa diri anda, sehingga anda akan kembali, berkata: pantaskah muslim yang belepotan dengan dosa seperti saya dipimpin orang besar nan bertakwa semisal Umar bin Abdul Aziz, apalagi Umar bin Al Khatthab?

Sobat! Menurut hemat saya, salah besar bila anda mengimpikan dari hiruk pikuk pilpres saat ini akan muncul pemimpin hebat semisal Umar bin Abdl Aziz apalagi Umar Bin Al khatthab, yang menegakkan syariat Islam dan mengibarkan bendera Islam.

Menurut hemat saya, kita harus puas dan bersyukur bila dari hiruk pikuk pilpres ini kita mendapatkan pemimpin yang mampu menjaga stabilitas negara terutama stabilitas ummat beragama. Dengan terwujudnya stabilitas beragama, maka pihak pihak yang berniat jahat ingin menodai kesucian Islam menjadi ciut nyali.

Adapun kemajuan Islam, dan semaraknya syi'ar Islam di tengah tengah ummat Islam, maka ummat Islamlah yang harus mengupayakannya sendiri secara pro aktif. Sebagai ummat Islam, kita bahu membahu melalui pendidikan, dakwah dan lainnya, menyebarkan dakwah islam yang rahmatan lil 'alamin, mengingat negara kita ini adalah negara demokrasi dan bukan negara agama.

Sobat! Renungkanlah kembali izin dan perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada para sahabatnya untuk berhijrah ke negri Habasyah, padahal kala itu negri tersebut dipimpin oleh penguasa yang beragama Nasrani.

Walau demikian, karena An Najasyi dikenal menjaga stabilitas dan melindungi kebebasan masyarakatnya secara utuh, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menganggap hidup di negri Habasyah lebih baik dibanding hidup di negri Mekkah, yang penguasanya menindas ummat Islam dan memaksakan kekufurannya.

Demikian pula, kondisi yang kita hadapi saat ini, siapapun pemimpin yang terpilih nanti, asalkan menjaga kebebasan ummat Islam dalam menjalankan ajaran agama Islam dan menjaga stabilitas negara termasuk stabilitas beragama, maka itulah yang lebih baik, dibanding pemimpin yang senantiasa membela agama monoritas, menyudutkan ummat Islam, dan membuka ruang seluas luasnya bagi siapapun yang hendak menyebarkan paham menyimpangnya di tengah tengah ummat Islam.

Terwujudnya stabilitas beragama adalah impian besar yang kita nantikan dari pemerintah yang akan datang, semoga Allah Taala mewujudkannya.

Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri

Postingan terkait: