Bisa saja anda menemukan berbagai alasan yang berbeda beda. Namun tahukah anda bahwa salah satu alasan terjadinya kejahatan tersebut ialah adanya pola pikir ego yang mengalahkan akal sehat.
Pelaku kejahatan berpikir: saya suka, saya mau, saya butuh, saya senang atau ucapan serupa lainnya. Adapun orang lain benci atau merugi atau sengsara atau bahkan celaka, maka semua itu luput dari benak mereka.
Mereka berpikir ego hanya memikirkan diri sendiri dan tidak peduli dengan perasaan atau nasib orang lain.
Adanya pola pikir picik semacam ini pada diri pelaku kejahatan mungkin bisa dianggap wajar. Betapa tidak, mereka adalah para paku kejahatan, yang tentunya lemah iman dan akal pikirannya. Namun tahukah anda bahwa pola pikir ego, yang hanya mikirkan diri sendiri juga menjangkiti banyak dari orang orang baik.
Mereka beranggapan yang penting saya tidak berbuat kejahatan, yang penting saya sudah beribadah. Asalkan saya dan keluarga saya selamat dari kemaksiatan, dan ucapan seripa lainnya.
Coba anda bayangkan: andai semua orang bersikap dan berpikir semacam ini, siapakah yang akan menjadi juru dakwah? Siapakah yang sudi memerintahkan kebaikan dan melarang dari kejelekan? Siapa pula yang sudi berkorban memperingatkan ummat dari berbagai ancaman bencana dan petaka yang setiap saat membayangi kehidupan masyatakat?
Andai semua orang berkata: aah itu bukan urusan saya! Aah itu tidak bersinggungan langsung dengan masalahnya! Aah, kejadian iu tidak merugikan atau menguntungkan saya dan keluarga saya? Kira kira bila semua orang seperti ini cara pikirnya; masih adakah juru dakwah? Masih adakah guru ngaji? Masih adakah orang yang bersedekah? Masih adakah yang siap memikul pahit getirnya amar ma'ruf dan nahi mungkar?
Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda:
لتأمرن بالمعروف ولتنهون عن المنكر، أو ليوشكن الله أن يبعث عليكم عقابا من عنده، ثم لتدعنه فلا يستجيب لكم".
Hendaklah kalian semua menegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, atau bila kalian tidak melakukannya bisa saja sesaat lagi Allah menurunkan siksa/hukuman/bencana dari sisi-Nya. Dan bila telah demikian kondisinya maka kalaupun kalian gigih memanjatkan doa, niscaya Allah tidak mengabulkan doa mereka. (At Tirmizy dan lainnya)
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri