Betapa sering, maling berteriak maling, penjahat menangis sendu meminta iba. Bahkan dalam banyak kesempatan penjahat melalui tetesan air mata buayanya, terus melancarkan kejahatannya dan memangsa korbannya yang lugu. Benar benar bak buaya sang pembunuh kejam berdarah dingin.
Tidakkah anda ingat bagaimana dahulu iblis atau setan mengesankan dirinya sebagai pemberi nasehat yang patut dipercaya, sehingga Nabi Adam Alaihissalam bersama istri ya terperdaya dan terperangkap dalam makarnya. Allah Taala berfirman:
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ
Lalu setan membisikkan kepadanya (Adam) dan berkata: sudikah engkau aku tunjukkan kepada satu pohon abadi dan kerajaan yang tiada pernah sirna? (Thaha 120)
Pada ayat lain, Allah berfirman:
وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ
Setan bersumpah kepada keduanya: sungguhlah aku adalah pemberi nasehat untuk kalian berdua. (Al a'araf 21)
Di sisi lain, betapa banyak korban kejahatan dengan tegar dan tabah menerima kenyataan. Walau terjatuh, mereka segera bangkit dan kembali mengobarkan semangat juangnya. Berbekalkan jiwa besarnya, mereka memetik pelajaran dari segala yang menimpanya, menyesali, bertaubat dan tidak hanyut dalam budaya mengkambing hitamkan musuh. Demikianlah teladan yang dicontohkan oleh Nabi Adam alaihissalam, sebagaimana dikisahkan pada ayat berikut:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Adam dan istrinya berdoa: wahai Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri, dan jikalau Engkau tidak mengampuni kami dan menyayangi kami, pastilah kami menjadi orang orang yang merugi. (Al A'raf 23)
Sobat! Ketahuilah bahwa seburuk apapun musuh anda, bila anda selalu waspada, cerdik dan kuat niscaya musuh dapat dikalahkan, telebih bila anda senantiasa memohon pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla. Namun sebaliknya selemah apapun musuh anda, bila anda memang lemah, lengah dan ceroboh niscaya anda kalah.
Pelajaran, ini dapat saya rasakan dari sikap Bapak Prabowo pada debat CAPRES CAWAPRES, yang masih saja dikorbankan dan terus dituduh sebagai penjahat HAM, namun demikian, beliau berjiwa besar dan terus berusaha membangun kekuatan diri bukan sibuk mengungkit kelicikan musuh dan lawannya. Sepatutnya kita meneladani sikap besar tersebut, sebagaimana diisyaratkan pada ayat berikut:
وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Dan sungguhlah orang yang bersabar dan memaafkan, sejatinya sikap tersebut benar benar bagian dari sikap besar (terpuji). (As Syura 43)
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri