RENUNGAN: SAHABATKU PARA SUAMI DAN YANG KUHORMATI PARA ISTRI

Ini adalah kisah nyata yang pernah disampaikan oleh al-Ustadz Abu Haidar as-Sundawy hafizhahullahu pada suatu Daurah…

Ada pasangan suami istri yang baru menikah beberapa minggu, ketika si suami harus pergi ke luar kota karena suatu urusan pekerjaan, tiba-tiba ia diberi kabar bahwa mertuanya, ayah dari istrinya meninggal dunia. Sontak si suami menjadi bingung seketika, bagaimana caranya untuk menyampaikan kabar tersebut kepada istrinya agar dia nantinya tidak terlalu bersedih, karena istrinya itu dikenal memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ayahnya. Ini pula alasan kenapa si suami yang diberi kabar duluan. Lalu si suami pun berpikir sampai ia menemukan suatu ide.. dan ia pun bergegas segera pulang.

Sesampainya di rumah, bertemu lah dia dengan istrinya, dan dia pun berkata kalau ingin menyampaikan suatu kabar penting kepada istrinya, dan kabar tersebut adalah, bahwa ia akan menikah lagi dengan wanita lain (berpoligami).

Saat itu juga istrinya langsung menangis sejadi-jadinya, terus bertanya ini dan itu, dan mencoba mengintrospeksi diri dan lain sebagainya hingga larut malam sambil terus saja menangis dan tidak bisa tidur..

Keesokan harinya selesai sholat subuh si suami berkata kepada istrinya kalau ia tidak jadi poligami, dan menyampaikan kabar yang sebenarnya bahwa, “ayahnya telah meninggal dunia”.

Spontan istrinya menjadi sumringah (sangat bahagia) dan berkata alhamdulillaah.. sambil terus tersenyum lebar.. dan yang paling hebatnya ia bisa melupakan kesedihan atas kepergian ayah yang sangat ia cintai,
MasyaAllah…. !

Dari kisah diatas kita dapat mengambil ibrah (pelajaran), bahwa sesungguhnya orang yang paling dekat dengan istri adalah suaminya. Seorang istri yang shalehah akan berusaha menjadikan rumahnya sebagai surga dunia untuk suaminya, memberikan semua apa yang diinginkan suaminya, melakukan semua hal yang terbaik untuk suaminya, dan akan sangat-sangat-sangat mencintai suaminya. Dan memang pada kenyataannya banyak istri yang menganggap musibah terbesar adalah berpalingnya suami dari dirinya dibanding dengan kepergian orang yang sangat dicintai selain suaminya. Begitu dahsyat rupanya cinta para istri kepada suaminya..

Oleh karena itu mari jangan kita sia-siakan mereka, apalagi sampai kita dzolimi dengan perlakuan kita yang kurang baik.. Didiklah mereka dalam keta’atan kepada Allah dan Rasul-Nya.. Jadilah suami yang paling baik dan terbaik..

✏ Oleh Ust. Abu Riyadl, حفظه الله تعالى
Sumber: Page Pesantren Madinatulquran Jonggol

Postingan terkait: