Antara Bulan dan Matahari

Menipu, alias berdusta adalah perbuatan keji nan kejam. Setiap orang benci kepada penipu dan perilakunya. Namun demikian, betapa banyak di dunia ini -tanpa sadar- kita menipu diri sendiri, dan seluruh orang di sekitar ini. Bahkan sampaipun setelah menyadari bahwa telah menipu diri sendiri, kita tidak kuasa atau paling kurang merasa berat untuk berbuat atau berkata jujur.

Salah satu buktinya, betapa sering anda berkata : bulan januari, atau bulan desember. Padahal tanukah anda bahwa penentuan Januari atau Desember atau lainnya tidak menggunakan bulan? Bahkan sama sekali tidak ada kaitannya dengan bulan? Penentuan januari dan bulan bulan masehi lainnya berdasarkan perputaran Matahari.

Karena itu saya punya usul untuk kita ganti dengan berkata : Matahari Januari, dan bukan Bulan januari.
Beda halnya dengan Bulan syawwal, Bulan Ramadhan atau bulan bulan hijriyah lainnya. Semua itu pantas disebut dengan bulan, mengingat penentuannya benar benar berdasarkan perjalanan bulan.

Mungkin anda bertanya: kok bisa ya, kita bahkan masyarakat dunia berkata bulan januari bukan matahari januari?

Sobat, kalau boleh saya mereka reka: nampaknya ini adalah bagian dari efek buruk perang salib dan keterpurukan ummat Islam yang telah berkiblat kepada ummat lainya. Sehingga untuk urusan penentuan waktu ikut ikutan menggunakan perhitungan posisi matahari bukan dengan perputaran bulan.

Sobat!, marilah kita belajar dan membiasakan diri untuk jujur dan meninggalkan kedustaan, yaitu dengan menggunakan penanggalan hijriyah yang benar benar pantas disebut dengan bulan. He he he, anda tidak setuju? Ya silahkan, toh status ini hanya persepsi atau perkiraan saja.

Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Antara Bulan dan Matahari"

Catat Ulasan