Pepatah, walaupun susah untuk ditelusuri asal usulnya, namun sering kali sarat dengan hikmah dan pelajaran berharga.
Pengalaman hidup orang orang terdahulu yang tersirat dalam pepatah tersebut sepatutnya menjadi obor bagi kita dalam menjalani dinamika kehidupan. Dengan demikian, kita dapat mengulang dan bahkan melanjutkan keberhasilan yang telah mereka torehkan dalam lembaran sejarah dan menghindari kegagalan atau kesalahan yang menimpa mereka.
Dengan cara demikian kita pantas menyandang gelar sebagai: GENERASI PENERUS. Diantara pepatah bijak masyarakat jawa yang saat ini -saya rasa- penting untuk kita amalkan ialah pepatah: KUTUK MARANI SUNDUK.
Pelajaran bijak yang dapat kita serap dari pepatah ini ialah: sepatutnya kita bersikap waspada, menjauhi petaka bukan malah mendekati dan mengundang bencana yang dapat menyusahkan diri sendiri.
Hari hari ini, ummat muslim diresahkan dengan pahaman dan perilaku ISIS (Islamic State Of Iraq and Syria).
Namun demikian, sebagian pemuda yang bersikap bak (kutuk marani sunduk) membuat plesetan dari kata tersebut dengan berkata: Istri Sholehah Idaman Suami. Mereka mengaku sebagai ISIS atau memuja muja ISIS, dengan arti ingin mendapatkan istri sholehah.
Apapun alasan dan plesetannya, namun tetap saja plesetan itu memancing masalah dan rentan dipermasalahkan. Perilaku ini adalah salah satu contoh nyata dari pepatah bijak (Kutuk Marani Sunduk).
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Belum ada tanggapan untuk "Kutuk Marani Sunduk (Ikan gabus menghampiri tusuk)"
Catat Ulasan