Sobat! Tema tentang ISIS (Islamic State Of Iraq Anda Syria) atau Negara Islam Iran dan Syam (Siria) kini benar benar menjadi perhatian dunia. Bak bola liar, siapapun bisa memanfaatkan isu ISIS untuk mencela atau menuduh atau bertindak.
Pada kesempatan ini saya tidak ingin mengupas siapa dan mengapa ISIS ada, namun saya ingin mengajak anda untuk merenungkan: siapakah yang bertanggung jawab atas menyebarnya gerakan dan paham ISIS?
Banyak kalangan dengan rame rame mengarahkan telunjuknya kepada ummat Islam secara umum, dan kaum berjenggot lagi bercelana cingkrang secara khusus. Mereka beranggapan bahwa masyarakat dengan penampilan semacam itulah yang paling bertanggung jawab atas menyebarnya paham ISIS.
Sobat ! Di negara demokrasi yang menganut kebebasan berpendapat dan berserikat seperti negri kita tercinta ini, mustahil bagi siapapun dapat membatasi masyarakat dari berpendapat dan bersikap. Semua pihak merasa berwenang untuk berpendapat dan bahkan bersikap, sampaipun dalam hal yang sejatinya mereka sendiri tidak memahaminya.
Sekali lagi, saya tidak ingin memaksakan pendapat tentang siapa dan apa itu ISIS, namun saya ingin mengajak anda untuk berpikir, siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas menyebarnya gerakan ISIS. Karena menelusuri siapa dan bagaimana gerakan ISIS pastilah memancing perdebatan panjang.
Sahabatku! Izinkan saya membuat satu ilustrasi sederhana bagi masalah ISIS ini. Kalau anda adalah seorang ayah atau ibu, lalu suatu saat dikejutkan dengan putra anda yang telah kecanduan narkoba. Dalam kondisi seperti ini, siapakah yang bertanggung jawab atas penyimpangan putra anda?
Mungkinkah anda akan berkata: ini gara gara teman-temannya para pecandu narkoba?
Ataukah anda akan berkata: Ini gara gara anak saya memang terlahir dengan bakat kecanduan narkoba?
Ataukah anda akan berkata: dasar anak-anak muda, yang seperti itulah kelakuannya, semua pemuda pastilah pecandu narkoba?
Ataukah anda akan berkata: anakku kecanduan narkoba karena polisi tidak memberantas narkoba?
Ataukah anda akan berkata: ini karena para kiyai, atau Departemen Agama tidak giat memerangi penyebaran narkoba?
Atau mungkinkah anda berkata: ini karena sekolah anak saya tidak membentengi anak saya dari para penjaja narkoba?
Dan akhirnya anda berkesimpulan: apapun yang dilakukan oleh anak saya adalah sepenuhnya kesalahan orang lain, sedangkan saya sebagai orang tua sepenuhnya bebas dari segala tanggung jawab atas kesalahannya?
Dan selanjutnya, yang berkewajiban mengobati perilaku menyimpang putra anda adalah orang lain, sedangkan anda tetap bersikap acuh tak acuh serta terus mengarahkan telunjuk anda kepada orang lain.
Sahabat! Menurut hemat anda, siapakah yang bertanggung jawab atas terjeratnya sebagian pemuda kita oleh paham ISIS? Menurut hemat anda tanggung jawab siapa?
Apakah sepenuhnya tanggung jawab para kiyai, guru ngaji, dan juru dakwah yang salah mengasuh? Ataukah Departeman Pendidikan yang tidak mampu memberikan pendidikan yang baik? Ataukah Departemen Agama yang tidak mampu membina keagamaan masyarakat? Ataukah kepolisian yang tidak mampu menangkal menyusupnya oknum pembawa paham ISIS? Ataukah para orang tua yang gagal mendidik anak anaknya? Ataukah Ataukah Departemen Sosial yang gagal membina kehidupan sosial masyarakat?
Bayangkan bila masing masing pihak di atas rajin mengambing hitamkan pihak lain dan cuci tangan sebersih-bersihnya dari tanggung jawab yang ia pikul, mungkinkah permasalahn ISIS atau lainnya dapat diselesaikan?
Menurut hemat saya: masalah ISIS atau permasalahan lainnya yang dihadapi oleh bangsa kita adalah tanggung jawab kita bersama. Sudah saatnya kita, bersama seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan bahu membahu berkarya dan membangun bangsa, bukan malah centang berentang karena saling tuding dan saling menyalahkan.
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Belum ada tanggapan untuk "ISIS, Salah Siapa ?"
Catat Ulasan