Namun, pernahkah anda berpikir walau hanya sejenak, akankah semangat muda ini terus bergelora dalam diri anda?
Sobat! Apa yang terjadi pad diri anda bukanlah hal yang aneh, karena semangat semacam itu dirasakan oleh semua orang.
Walau demikian, fakta dan sejarah telah membuktikan bahwa, gemuruh semangat muda yang anda rasakan itu, biasanya akan surut bahkan bisa jadi sirna tatkala anda telah mulai menginjak umur tua. Bahkan, kalaupun belum menginjak masa tua, akan tetapi faktanya ketika genderang perang benar-benar telah ditabuh, betapa banyak dari para pemuda yang tiba tiba nyalinya menciut atau bahkan sirna.
Fenomena semacam ini telah diabadikan dalam Al Qur'an:
( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّواْ أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً وَقَالُواْ رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَ لَوْلا أَخَّرْتَنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ قُلْ مَتَاعُ الدَّنْيَا قَلِيلٌ وَالآخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقَى وَلاَ تُظْلَمُونَ فَتِيلاً )
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: Tahanlah tanganmu dari berperang, tegakkanlah shalat, tunaikanlah zakat. Namun tatkala diwajibkan untuk berperang, tiba tiba sebagai dari mereka takut kepada sesama manusia (musuh) serupa dengan takut mereka kepada Allah atau bahkan melebihinya (lebih takut kepada manusia). Dan mereka berkata: Wahai Tuhan kami, mengapa Engkau mewajibkan peperangan atas kami,? Mengapa tidak Engkau tunda kewajiban berperang atas kami hingga beberapa waktu lagi? Katakanlah kepada mereka: Sesungguhnya kesenangan dunia hanyalah sedikit, sedangkan kesenangan akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa sedangkan kamu tidak akan dizhalimi sedikitpun. (An Nisa' 77)
Ayat di atas, mengisahkan perihal para sahabat yang semasa di Makkah begitu menggebu gebu untuk berperang melawan orang orang kafir Quraisy. Namun tatkala mereka telah berhijrah ke Madinah dan jihad telah diwajibkan, ternyata sebagian sahabat yang kemarin begitu menggebu gebu untuk berjihad melawan Quraisy, mulai dijangkiti rasa takut dan gentar. Demikian dijelaskan oleh beberapa riwayat hadits Imam An Nasa'i dan juga ulama' ahli tafsir semisal Imam Ibnu Katsir pada kitab tafsirnya 2/359.
Ayat di atas menggambarkan bahwa ternyata ada perbedaan antara semangat dan kenyataan. Disaat belum ada seruang perang, banyak pemuda yang hobi mengelus-elus kepalnya seakan tidak sabar lagi untuk berperang, namun pada ketika jihad benar benar telah dikobarkan, banyak dari mereka yang mundur dengan teratur.
Bila hal itu bisa terjadi pada kaum muslimin bahkan para sahabat dan pada jihad melawan orang-orang yang benar-benar kafir, maka tentu sangat mungkin untuk terjadi pada diri kita. Apalagi bila ternyata perangnya melawan saudara sendiri sesama ummat Islam.
'Amir bin Saad bin Abi Waqqash mengisahkan, bahwa suatu hari saudaranya yaitu Umar mendatangi ayahnya yaitu sahabat Saad bin Abi Waqqash lalu ia berkata: Wahai ayahku! Mereka bergelut memperebutkan kemulian/kekuasaan dunia, sedangkan engkau mengasingkan diri bersama onta dan domba-dombamu ? Sahabat Saad menjawab: Wahai nak, apakah engkau ingin aku menjadi pemimpin dalam kekacauan (fitnah)? Tidak, aku tidak sudi, sampai engkau memberiku sebilah pedang yang bila aku tebaskan kepada seorang mukmin maka tumpul dan tidak mempan, namun bila aku tebaskan kepada orang kafir maka pedang itu tajam dan mampu membunuhnya. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ ».
Sejatinya Allah mencintai hamba-Nya yang bertaqwa, kaya (mandiri), dan terasing (tidak dikenal/masyhur) . (Ahmad dan lainnya)
Subhanallah, betapa pentingnya kita dalam kondisi semisal saat ini untuk meneladani jiwa besar sahabat Saad bin Abi Waqqash radiallahu 'anhu. Ya Allah, jauhkanlah ummat Islam dari petaka kekacauan dan perpecahan.
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri
Belum ada tanggapan untuk "Ayo Kita Perang Saja! Siapa Takut?"
Catat Ulasan