Misalnya:
- Mengatakan, "Allah itu cuma makhluk, bukan orang Arab..."
- Menggambar kartun Nabi dan berkata, "Nabi itu ... (yang berisi ejekan)"
- Mengatakan Al-Qur'an belum lengkap
- dan semacamnya...
Ketika dahulu terjadi perang Tabuk, ada seseorang dari kelompok munafik yang mengejek Nabi dan para sahabat beliau sebagai orang-orang yang pendusta, rakus dan perutnya besar-besar. Ketika hal ini dikabarkan kepada Nabi, maka orang tersebut meminta maaf kepada beliau. Maka Nabi pun membaca penggalan ayat berikut (dari أَبِٱللَّهِ sampai مُجْرِمِينَ)aqia:
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ
لَا تَعْتَذِرُوا۟ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَٰنِكُمْ إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَآئِفَةًۢ بِأَنَّهُمْ كَانُوا۟ مُجْرِمِينَ
(65) Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
(66) Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.
[QS. At-Taubah: 65-66]
Maka kalau ada orang mengolok-olok Nabi saja bisa dihukumi kafir murtad, maka bagaimana lagi kalau yang diolok-olok adalah Allah?
Lalu bagaimana kalau ia meminta maaf?
Allah telah memberikan jawaban jauh sebelum ia mengolok-Nya:
لَا تَعْتَذِرُوا۟ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَٰنِكُمْ
"...Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman."
Peringatan;
Berhati-hatilah dalam bicara dan bercanda!
Dedikasi untuk anda yang berprofesi sebagai politikus dan pelawak.
----------
Oleh: Ustadz Muflih Safitra
Belum ada tanggapan untuk "MURTAD: MENGOLOK-OLOK ALLAH ...dan tidak perlu minta maaf..."
Catat Ulasan