Dari Nabi Adam Sampai Penuntut Ilmu

Sebuah Ringkasan

Dahulu Adam Alaihissalam moyangnya manusia di surga. Kemudian Allah turunkan ke bumi karena melanggar perintahnya. Lalu ia pun beranakpinak sampai memiliki keturunan yang banyak.

Hingga setelah berlalu 10 kurun lamanya, manusia generasi pertama ini akhirnya melakukan kesyirikan kepada Allah Ta'aala sampai Allah mengutus rasul-Nya yang pertama, Nuh Alaihissalam menyeru manusia kepada peribadahan kepada Allah semata.

Yang menyambut ajakan sang Nabi selamat di dalam bahtera dan yang menolaknya tenggelam.

Lalu manusia kembali menyekutukan Allah, sampai Allah utus kepada mereka utusan demi utusan setiap kali terjadi kesyirikan. Dan sunnatullah terus berlaku kepada mereka yang menyambut ajakan nabinya dan yang membangkang.

Sampai datang masa nabi Ibrahim Alaihissalam yang mendakwahkan tauhid dengan penuh keberanian sehingga menjadi teladan bagi orang yang datang setelahnya.

Kemudian Allah mengutus Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai penutup para nabi dan rasul. Beliau diutus disaat bangsa Arab telah meninggalkan ajaran tauhid yang diwariskan oleh Ibrahim Alaihissalam.

Beliau berdakwah ditengah kaumnya dari sebelumnya lemah dan sedikit hingga Allah muliakan dengan berbagai kemenangan demi kemenangan.

Lalu sepeninggal beliau, para shahabatnya meneruskan dakwahnya hingga tersebarlah tauhid ke penjuru dunia.

Para shahabat menyampaikan dengan amanah apa yang mereka lihat dan mereka dengar dari sang nabi yang mulia kepada ummat Islam di masa itu tentang akidah, ibadah dan akhlak baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Dan inilah asal usul ilmu riwayat (hadits)

Para shahabat juga berinteraksi dengan teks-teks Al Qur'an dan hadits dan melihat bagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mempraktekkannya sehingga lahir darinya istimbath-istimbath. Dan ini menjadi asal usul ilmu fikih dan ushulnya.

Dan ketika ekspansi-ekspansi Islam meluas, dan masuklah orang-orang non Arab ke dalam Islam dan berbaur dengan bangsa Arab dan terjadilah kesalahan-kesalahan berbahasa, dibuatlah kaidah-kaidah bahasa Arab demi menjaga pemahaman yang benar terhadap teks-teks wahyu.

Kemudian berkembanglah khazanah ilmu-ilmu dalam Islam dan ditulislah karya demi karya yang menerangkan kaidah-kaidahnya.

Ilmu-ilmu ini: bahasa, riwayat dan ushul fikh serta cabang-cabang permasalahannya yang menjadi disiplin tersendiri, kesemuanya adalah alat guna memahami wahyu Al Qur'an dan hadits dengan cara yang benar dan bukan tujuan akhir. Karena maksud dari ilmu-ilmu tersebut adalah memahami maksud Allah dalam ayat-ayat-Nya dan apa yang dimaukan Rasulullah dalam sunnahnya, yang mana puncak dari perintah semuanya adalah: mentauhidkan Allah semata, dan puncak dari larangan seluruhnya adalah: melakukan kesyirikan kepada-Nya.

Dan penuntut ilmu dalam bab ini bertingkat sesuai taufik Allah kepadanya. Sebagian mereka lalai menjadikan alat sebagai tujuan sehingga melupakan maksud dari diletakkannya disiplin ilmu tersebut. Dan sebagiannya mendapat taufik menjadikan ilmu-ilmu tersebut sebagai alat guna berkhidmat kepada inti dari semua ilmu: merealisasikan syahadat Laa ilaaha Illaallah!

Yang berhasil merealisasikan tauhidnya akan kembali ke kampung halamannya, tempat bapak moyangnya berasal: surga. Dan yang gagal akan mendiami neraka, singgah atau untuk selamanya. Wal iyadzu billah!

Wabillahit-taufiq

Oleh: Ustadz Jafar Shalih
Judul: Admin

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Dari Nabi Adam Sampai Penuntut Ilmu"

Catat Ulasan