Namun ironis sekali, hanya sebagian kecil dari ummat islam yang siap untuk bersimpuh di hadapan para ulama' untuk menimba ilmu dan wejangannya, yang kadang kala terasa pedas dan pahit. Namun demikian, anda sepenuhnya tahu dan mengakui bahwa wejangan ulama' lebih bernilai dan bermanfaat bagi kehidupan ummat, baik di dunia ataupun di akhirat.
Pelawak walaupun cengengas cengenges, lugu nan lucu, namun biasanya ucapannya tidak bernilai alias sia sia.
Sebaliknya, seorang ulama' walau ucapannya sedikit, bahkan anda sering kali harus mengernyitkan dahi untuk bisa memahaminya, namun sarat dengan arti dan manfaat.
Sobat! Menurut anda, ucapan siapakah yang akan anda ikuti, pelawak atau ulama'? Siapakah yang akan anda jadikan pimpinan anda, pelawak yang bisa cengengas cengenges atau ulama' yang senantiasa berwibawa dan serius?
Demikian juga dalam urusan kehidupan kita bernegara, pilihlah orang yang berwibawa dan handal sebagai pemimpin negri ini, walau dikesankan serem. Dan jangan sekali kali mempercayakan negri anda kepada orang yang hobinya cengengas cengenges, yang pasti saja menjadi bahan tertawaan dan permainan musuh, baik dari dalam ataupun luar.
إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
Bila suatu urusan telah dipercayakan kepada orang yang bukan ahlinya. Maka nantikan saja kehancuran (kiamat) Riwayat Bukhari.
Kalau anda sekedar mau tertawa maka silahkan pilih orang yang bisa cengengas cengenges, namun kalau urusan negara tentu orang yang berwibawa pilihannya, agar negara kita aman dan disegani oleh musuh dalam selimut dan musuh dari luar.
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri