Sobat, pernahkah anda kebingungan mencari alamat? Bertanya ke sini dibilang kebablasan. Namun anehnya ketika di tanya kembali, la alamat yang benar di mana? Eeeh, ternyata orang tersebut tidak dapat menyebutkan alamat yang benar. Dia hanya berkata: pokoknya saudara sudah kebablasan.
Naah, anda jadi bingung deh, mau maju tidak tahu, mau balik juga tidak tahu. Akhirnya anda terpaksa harus tanya lagi ke orang lain, dengan harap ada yang mengetahui alamat yang anda tuju dengan tepat dan benar. Dan kadang kala setelah anda bertanya ke sana dan ke sini, terbukti bahwa ucapan orang pertama: "bahwa anda telah kebablasan" ternyata salah.
Ilustrasi sederhana di atas, sepatutnya anda renungkan, tidak semua orang yang berkata anda kebablasan itu benar, sampai ia benar benar menunjukkan alamat yang benar.
Sekedar berkata : kebablasan, namun ternyata ia juga tidak bisa menunjukkan alamat (BATASAN) yang benar, maka ucapan itu belum patut anda percaya sepenuhnya.
Bahkan, sejatinya, pada ucapan " kebablasan" terdapat pengakuan terselubung, yaitu : anda telah menempuh jalan yang benar, namun kebablasan". Ucapan ini berbeda dengan ucapan : anda tersesat atau kesasar, atau salah jalan. Sebagaimana pada ucapan ini terdapat satu pengakuan, bahwa kebablasan SERING KALI lebih baik dibanding tersesat atau salah jalan.
Semoga bermanfaat, dan menjadikan anda semakin kritis dalam menyikapi berbagai dinamika dalam kehidupan ini.
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri