Mengingat bahwa sikap dia membalas dan melakukan pembelaan adalah untuk dirinya... padahal Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- tidak pernah sekalipun membalas dendam untuk dirinya.
Apabila makhluk terbaik dan paling mulia ini, tidak pernah menuntut balas dendam, padahal menyakitinya sama dengan menyakiti Allah dan ada hak-hak agama yang berkaitan dengannya. Bahkan beliau adalah orang yang paling mulia, paling suci, paling baik, serta paling jauh dari semua tindakan tercela, dan paling berhak dengan setiap akhlak yang indah... Namun demikian, beliau tidak pernah menuntut balas untuk dirinya.
Lalu bagaimana pantas seorang seperti kita menuntut balas dendam untuk dirinya, padahal dia tahu keadaannya dengan berbagai aib dan keburukannya. Orang yang tahu hakekat dirinya, tentu akan menyadari bahwa dirinya tidak pantas untuk balas dendam, dia akan merasa bahwa kedudukan dirinya tidak pantas untuk mendapatkan pembelaan.
[Jami'ul Masa'il, 1/171].
----------
Intinya, lihatlah Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, beliau saja yang merupakan makhluk terbaik dan termulia, tidak pernah membela dirinya dengan balas dendam... apalagi diri kita yang banyak aib dan dosanya... Sabar dan maafkanlah, untuk mendapatkan kemuliaan yang lebih tinggi dan abadi.
Oleh: Ustadz Musyaffa' ad Dariny
Baca juga:
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.1)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.2)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.3)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.4)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.5)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.6)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.7)
Belum ada tanggapan untuk "Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.8)"
Catat Ulasan