Dengan mengingatkan diri, bahwa sabarnya dia merupakan bukti bahwa dirinya telah mampu menguasai hawa nafsunya, bahwa dia mampu menundukkannya dan mengalahkannya.
Ketika hawa nafsunya sudah tunduk dan kalah, tentu ia takkan berangan dapat memperbudaknya, menawannya, dan menjerumuskannya dalam kebinasaan.
Sebaliknya, ketika dirinya menuruti hawa nafsunya dan kalah dengannya, maka ia lambat laun akan membinasakannya, kecuali bila rahmat Allah menyelamatkannya.
Seandainya tidak ada keuntungan dalam sabar, kecuali mengalahkan hawa nafsu dan setan penggodanya, maka sungguh itu sudah cukup.
Ketika itulah, tampak jelas kekuasaan hati dan keteguhan pasukannya, hatinya akan menjadi bahagia dan kuat, sehingga mampu mengusir musuhnya menjauh darinya.
[Kitab: Jami'ul Masa'il, 1/172]
-------------
Intinya: dengan bersabar, berarti Anda telah mengalahkan dan menundukkan hawa nafsu Anda... berarti Anda telah menang dalam perang melawan hawa nafsu dan setan penggoda.
Sebaliknya, ketika Anda memilih untuk membalas, berarti Anda telah tunduk kepada hawa nafsu yang memerintahkan Anda untuk memuaskan hati dengannya.
Jadi, mau menang atau kalah? silahkan memilih untuk diri Anda sendiri...
Oleh: Ustadz Musyaffa Ad Dariny
Baca juga:
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.1)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.2)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.3)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.4)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.5)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.6)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.7)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.8)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.9)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.10)
- Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.11)
Belum ada tanggapan untuk "Belajar BERSABAR Bersama Syeikhul Islam (Bag.12)"
Catat Ulasan