Sepeninggal
khalifah Umar bin Al Khatthab, benih-benih perpecahan di tengah tengah
ummat seakan mendapatkan ruang untuk berkembang biak. Hinggapu pada
akhir masa khilafah sahabat Utsman bin Affan perpecahan antara ummat
Islam tidak dapat dielakkan lagi.
Perpecahan bukan hanya pecah namun meledak hingga memakan korban dua menantu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam Khalifah Utsman bin Affan dan juga Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Perang saudara terus berkecamuk di tengah tengah umat islam, hingga
akhirnya berhasil dipadamkan oleh cucu Nabi shallallahu alaihi wa sallam
yang bernama Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
Persatuan
tersebut diawali dengan serah terima khilafah dari tangan sahabat Hasan
bin Ali bin Abi Thalib kepada sahabat Muawiyah bin Abi Sufyan.
Dengan kebesaran jiwa Al Hasan persatuan ummat Islam kembali terajut, sehingga tahun tersebut dikenal dengan tahun persatuan.
Dan sejak saat itu pulalah khilafah resmi dipikul oleh sahabat Muawiyah
bin Abi Sufyan dan hingga saat ini tidak pernah kembali kepada anak
cucu Al Hasan ataupun Al Husain dan anak keturunan keduanya.
Fakta sejarah ini tentu menjadi bukti nyata kesalahan orang-orang yang
mengira bahwa anak cucu Al Husain berstatus sebagai Imam atau khalifah
hingga keturunannya kesembilan.
Bila yang dimaksud dengan
imamah pada anak cucu sahabat Al Husain adalah imamah dalam urusan
agama, maka semua orang mengetahui bahwa imam dalam urusan agama bukan
hanya mereka, ada imam Malik, Syafii, Ahmad bin Hambal, dan lainnya.
Sobat! Bukalah mata dan hati nurani anda untuk dapat menerima fakta
sejarah ini dengan lapang dada. Dan percayalah bahwa fakta ini tentunya
membawa hikmah yang sangat besar bagi islam dan kita semua.
By: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri