Selain "Qowi" harus pula "Amiin" (Amanah). Mari kita simak, bagaimana dua syarat ini diajukan oleh wanita cerdas dari Madyan, ketika dia meminta kepada Ayahnya untuk mempekerjakan Musa alaihissalam, yang telah membantunya mengambilkan air dari sumur bersama, Allah abadikan dalam al Quran:
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Wahai ayahku ambillah ia sebagai pekerja kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kau jadikan pekerja ialah orang yang QOWI (kuat) lagi AMIIN (dapat dipercaya)". (al Qashash: 26)
Musa pun menerima amanah itu, tak tanggung-tanggung 8 tahun, dan bahkan diminta juga sampai 10 tahun:
قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَىٰ أَن تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ ۖ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِندِكَ ۖ
Berkatalah sang ayah: "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku 8 dan jika kamu cukupkan 10 tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu (al Qashash: 27)
Dan Musa pun menyelesaikan amanahnya, tidak buru-buru, tidak pula meminta cepat-cepat dinikahkan walaupun belum waktunya. Tuntas, Musa selesaikan amanahnya untuk bekerja:
فَلَمَّا قَضَىٰ مُوسَى الْأَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِ
Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya (al Qashash: 29)
Maka QOWI (Kuat) saja tidak cukup. Carilah pula yang AMIIN (Amanah), yang menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang diamanahkan kepadanya.
Oleh: Ustadz Amrullah Akadhinta