Sobat, bagi banyak kalangan berkembang anggapan bahwa Islam anti dengan keindahan dan kecantikan. Karena itu, beredar ucapan " akhwat kok berdandan". Ada pula yang berkata : " dulu sebelum belajar agama, fulanah itu cantik,namun kini ....."
Berkembang persepsi bahwa bila saudari telah mengenakan jilbab, maka berarti semua aksesoris kecantikan anda harus ditinggalkan tanpa kompromi.
Sobat! Ketahuilah islam tidaklah kaku semacam ini, bahkan sebaliknya dengan mengamalkan islam, niscaya anda kan semakin anggun dan menawan.
Islam menghalalkan berbagai perhiasan dan aksesoris yang menjadikan anda semakin indah. Simaklah firman Allah Ta'ala berikut ini:
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Katakan: siapakah yang mengharamkan perhiasan perhiasan yang Allah ciptakan untuk hamba-hamba-Nya, demikian pula berbagai rejeki yang baik? Katakan bahwa semua itu diciptakan teruntuk orang orang yang beriman pada kehidupan dunia dan kelak pada hari qiyamat semua itu hanya diperuntukkan bagi mereka. Demikianlah Allah merinci tanda tanda kekuasaan-Nya bagi orang orang yang mengetahuinya. (Al A'araf 32)
Hanya saja, kapankah saudari mengenakan perhiasan? Kenakanlah perhiasan dan aksesoris kecantikan saudari dihadapan suami atau keluarga, dan bukan ketika saudari keluar rumah untuk ngrumpi dan pamer perhiasan kepada masyarakat luas.
Ketika saudari keluar rumah, kenakan jilbab saudari dan tinggalkan perhiasan saudari di rumah, kecuali perhiasan yang boleh untuk ditampakkan, semisal pewarna kuku, sebagaimana dikisahkan berikut ini.
Suatu hari ada seorang wanita dari balik tirai menyodorkan secarik kertas kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Namun beliau menahan tangannya karena ragu untuk menerima kertas tersebut.
Tak ayal lagi, wanita tersebut keheranan dan segera mengklarifikasi sikap beliau ini dengan bertanya: wahai Rasulullah, aku menyodorkan secarik kertas kepadamu, namun mengapa engkau enggan menerimanya?
Rasulullah menjawab:
إني لم أدر أيد امرأة هي أو رجل»
Aku tidak tahu/ ragu, apakah itu tangan seorang wanita atau tangan lelaki?
Wanita itu menjawab:
بل يد امرأة،
Ini adalah tangan seorang wanita.
Mendapat penjelasan ini Rasulullah bersabda keheranan:
«لو كنت امرأة لغيرت أظفارك بالحناء»
Andai engkau adalah benar benar wanita, pastilah engkau telah mewarnai kukumu dengan hinna' (daun pacar) ( Abu dawud, An Nasai dll).
By: Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri