Memang kalo ego telah berbicara, maka kacaulah kehidupan.
Kira-kira dua minggu lalu, sebagian ruas jalur propinsi yang menghubungkan kota Jember dengan kota Banyuwangi ditutup oleh sebagian oknum.
Tahukah anda, kira-kira apa kepentingan mereka menutup ruas jalan tersebut?
Alasannya, karena hajatan atau walimahan salah seorang warga .
Subhanallah! Kepentingan segelintir orang mengalahkan kepentingan masyarakat banyak?
Mungkinkah kehidupan rumah tangga putra-putri mereka yang mengawali kehidupan rumah tangganya dengan semacam ini dapat barokah dan bahagia selamanya?
Betapa banyak orang yang menggerutu atau bahkan mengumpat atau malaknat pelaku penutupan ruas jalan tersebut?
Islam menganjurkan ummatnya untuk menyingkirkan gangguan dari jalan umum:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ بَابًا، فَأَدْنَاهُ إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَأَرْفَعُهَا قَوْلُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Iman iu memiliki tujuh puluh sekian cabang, dan cabangnya yang paling ringan ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Sedangkan paling tinggi ialah syahadat LAA ILAAHA ILLALLAH. ( Ahmad dll)
Walau demikian, aneh tentunya bila mereka malah sengaja membuat gangguan dengan memblokirnya.
By: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri