Kegagalan Bukanlah Untuk Ditangisi

Andai dulu ketika belajar berjalan dan terjatuh anda patah arang, tidak mencobanya lagi, mungkinkah anda dapat berjalan seperti sekarang?

Andai ketika belajar mengendarai sepeda dan terjatuh , lalu anda memutuskan untuk tidak lagi belajar, niscaya anda tidak pernah bisa bersepeda.

Andai ketika anda sekolah anda gagal menjawab satu atau dua soal ujian lalu anda putuskan untuk berhenti sekolah, niscaya anda tidak pernah lulus sekolah.

Andai ketika membeli buah mangga ternyata buahnya kecut, lalu anda putuskan untuk tidak pernah lagi membeli mangga niscaya anda tidak akan pernah menikmati enaknya makan mangga.

Andai ketika melamar seorang gadis pujaan hati, ternyata di tolak, lalu anda memutuskan untuk tidak pernah melamar lagi, niscaya anda tidak pernah bisa merasakan betapa indahnya kehidupan dalam rumah tangga.

Demikian juga bila anda gagal mendapatkan cinta seorang lelaki impian anda, lalu anda patah hati dan bertekad untuk tidak pernah membuka pintu hati anda untuk lelaki selainnya niscaya anda tidak akan pernah menikmati betapa indahnya menimang seorang anak buah cinta anda dengan suami.

Kegagalan bukanlah untuk ditangisi, atau terus disesali, namun kegagalan untuk ditimba pelajarannya agar tidak terulang lagi.

Percayalah bahwa semua yang anda alami adalah sebuah proses ilahi untuk menempa mental dan jiwa anda. Karena itu jalanilah segalanya dengan hati yang lapang dan jiwa yang besar.

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Tidaklah ada satu musibah yang menimpamu di muka bumi dan tidak pula pada dirimu melainkan semuanya telah dituliskan dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sejatinya yang demikian itu sangatlah mudah bagi Allah.

Agar kamu tidak hanyut dalam kesedihan atas segala yang terluput darimu dan tidak pula hanyut dalam kegembiraan terhadap apa yang Allah berikan kepadamu. Sedangkan Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (al Hadidi 22-23)

Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri

Postingan terkait: