Bila saudara membaca, apalagi mengikuti perkembangan ekonomi dunia,niscaya menemukan kata inflasi selalui menjadi salah satu momok yang ditakuti. Pada sektor ekspor atau impor, atau industri, bahkan sampai pertanian masalah inflasi selalui menghantui, apalagi sektor keuangan atau perbankan.
Inflasi alias penurunan atau proses pelemahan daya beli masyarakat akibat pelemahan nilai tukar mata uang. Banyak alasan dan faktor yang menyebabkan terjadinya pelemahan ini.
Namun demikian, anehnya hantu ekonomi ini seakan sengaja dipelihara dan bahkan dikembang biakkan. Tak ayal lagi, masyarakat terus dihantui, bahkan menjadi korbannya.
Seakan masyarakat dunia telah beranggapan bahwa inflasi adalah satu kodrat ilahi yang tidak mungkin dirubah atau dihilangkan. Padahal urusan inflasi ini sangatlah mudah dihapuskan, namun sayangnya seakan ada kesepakatan tidak tertulis untuk mempertahankannya. Sejatinya bila masyarakat dunia berkeinginan, maka dengan mudah inflasi dihapuskan.
Mungkin anda berkata: aaah terlalu mengada ada atau mustahil bisa menghapuskannya.
Sobat, ketahuilah bila masyarakat menggunakan sistem islam, kembali menggunakan uang dinar atau dirham, dan penggunaan berbagai instrumen pembayaran non tunai dihapuskan atau minimal dibatasi, niscaya inflasi sirna. Dengan demikian akan terjadi keseimbangan antara peredaran mata uang dengan perputaran barang dan jasa di masyarakat. Akibatnya terjadilah pemerataan ekonomi bagi seluruh masyarakat, dan nilai mata uang stabil.
Memang pertumbuhan ekonomi melambat namun merata dan dinikmati oleh semua orang. Apalah artinya pertumbuhan pesat namun hanya dinikmati oleh segelintir orang, sedangkan mayoritas masyarakat terus menjadi tumbal.
Sobat, marilah kita kembali ke syariat islam, agama yang membawa rahmat bagi alam semesta.
By: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri